Fahri memberi contoh dari sebuah kisah. Saat Umar Bim Khattab menjadi seorang khalifah atau pemimpin.
“Saya ingat dulu kisah Umar Bin Khattab, itu kan waktu minta nasehat kepada rakyatnya. Ada seorang perempuan mengangkat pedang begini,” ucap Fajri mengacungkan tangannya ke atas seolah memegang pedang.
“Kata Umar, selama ada perempuan atau rakyatku yang seperti ini, pemerintahan ini akan berjalan dengan lurus. Karena itu bantulah aku selama aku berada di jalan kebenaran. Dan luruskan aku kalau aku menyimpang, itu orang berdiri angkat pedang,” tutur Fahri.
Dari kisah itu, Fahri mengatakan. Sudah jadi risiko yang pasti akan dikritik jika jadi seorang pemimpin atau politisi. Karenanya, tiap pemimpin mesti siap untuk itu.
“Jadi maksudnya itu pemimpin harus berjiwa besar. Kalau politisi ya dia harus punya pengertian bahwa ada resiko, banyaknya risiko politik yang dihadapi aja. Kalau ngak mau punya resiko politik jangan jadi politisi,” pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024