Menu


Pengertian Dusta Menurut Islam: Definisi, Hukum dan Jenisnya

Pengertian Dusta Menurut Islam: Definisi, Hukum dan Jenisnya

Kredit Foto: Freepik

Konten Jatim, Depok -

Kejujuran merupakan sesuatu yang selalu ditekankan dalam Agama Islam. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk menjunjung tinggi kejujuran, dan Nabi Muhammad SAW selalu berusaha bertindak atau berkata jujur dalam keseharian.

Sebaliknya, kebohongan adalah sesuatu yang dilarang dalam Agama Islam. Berbuat bohong bisa menyebabkan masalah kecil sampai berkurangnya kepercayaan seseorang atau bahkan masalah besar yang menyangkut nyawa.

Dalam Agama Islam, berbohong ini seringkali disebut dengan istilah dusta. Berikut pengertian dusta dalam Agama Islam, dikutip dari Republika dan sumber lain pada Rabu (26/7/2023). 

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Bahaya Dusta Saat Puasa Ramadan

Pengertian Dusta

Dusta dalam Agama Islam mengacu pada perbuatan berbohong atau menyampaikan informasi yang tidak benar dengan sengaja. Istilah "dusta" dalam Bahasa Arab disebut "kathib" atau "kadzib", yang bisa diartikan sebagai “memberitakan sesuatu yang bertentangan dengan realita yang sebenarnya”.

Dalam ajaran Agama Islam, dusta dianggap sebagai dosa besar yang harus dihindari karena dapat mengakibatkan konsekuensi yang buruk bagi individu dan masyarakat. Dalam Al-Quran, Allah SWT dengan tegas menyatakan pentingnya kejujuran dan melarang umatnya untuk berdusta.

Dusta juga sering dikaitkan dengan sifat munafik. Sebagai informasi, munafik adalah orang yang berpura-pura atau menyembunyikan keimanannya, sehingga perilakunya tidak konsisten dengan keyakinannya. 

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Perbuatan yang Bikin Puasa Sia-sia, Salah Satunya Berdusta

Orang munafik seringkali berbohong dan menutupi kebenaran untuk kepentingan pribadi atau untuk menipu orang lain. Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan umat Islam untuk selalu berbicara dengan jujur dan menghindari dusta.

Sebagai seorang Muslim, penting untuk memahami dan menghayati nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Kejujuran adalah tanda integritas dan kesucian hati, sementara dusta dapat merusak reputasi, memecah persaudaraan, dan menimbulkan ketidakpercayaan di antara individu dan masyarakat.

Jenis-Jenis Dusta

Terdapat beberapa jenis dusta yang wajib dihindari para Muslim. Hal tersebut tertulis dalam buku "Para Musuh Allah, Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat" karya Rizem Aizid, disebutkan beberapa jenis dusta yang dilarang menurut syariat:

1. Dusta Kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW

Jenis pertama adalah berdusta atas nama Allah SWT dan Rasulullah Saw. Beliau pernah memberikan peringatan tegas bahwa orang yang sengaja berdusta atas namanya akan mendapatkan tempat kembalinya di api neraka. 

Contoh berdusta atas nama Allah SWT adalah ketika seseorang menafsirkan Al-Qur’an sesuai dengan hawa nafsu belaka, yang jelas diharamkan oleh Allah SWT karena tidak sesuai dengan apa yang Dia sampaikan.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Sosok Dajjal, Orang yang Pintar tapi Pendusta

2. Dusta Tentang Keimanan

Jenis kedua adalah berdusta dengan menampakkan keimanan di hadapan manusia, yang merupakan ciri utama orang munafik. Mereka berbicara dengan penuh ketakwaan dan kebaikan di depan orang lain, namun hati mereka penuh dengan kekufuran. 

Allah SWT membenci para orang munafik dan orang yang melakukan dusta jenis kedua ini akan dianggap sebagai pendusta.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat: Dajjal Tidak Bodoh Tapi Pintar dan Pendusta

3. Dusta Kepada Orang Lain

Jenis ketiga adalah berdusta kepada orang lain, yang berhubungan dengan sesama manusia. Ini termasuk mengabarkan dan membicarakan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang dapat merugikan dan menyesatkan orang lain. Dalam  Agama Islam, dusta jenis ini dianggap sebagai perbuatan yang sangat buruk dan harus dihindari.

Balasan bagi para pendusta telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan hadist. Mereka akan dimusuhi oleh Allah SWT. dan Nabi Muhammad SAW, mendapat laknat, dan di akhirat akan menghadapi hukuman di neraka.