Kuda Lumping adalah seni tari tradisional yang menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya.
Tarian ini disebutkan berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Dan sekarang, Kuda Lumping merupakan salah satu kesenian Indonesia yang sering dimainkan di sekitar Jawa seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan sampai mancanegara.
Menariknya, tari yang juga dikenal sebagai Jaran Kepang ini memiliki sejarah yang berasal dari generasi ke generasi, meskipun asal usulnya tidak tercatat dengan pasti. Belum banyak sumber mengenai sejarah Kuda Lumping, sehingga banyak yang tidak tahu persis asal-usulnya.
Baca Juga: Pengertian Kuda Lumping, Tarian Tradisional Kebanggaan Ponorogo
Sejarah Kuda Lumping
Sejarah tarian tradisional yang belum pasti ini bahkan membuat asal-usul daerah asal Kuda Lumping dipertanyakan. Sebagian mengatakan bahwa Kuda Lumping berasal dari Jawa Timur, namun ada juga yang menyebut kalau Kuda Lumping bersumber dari Jawa Tengah.
Disebutkan dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dikutip pada Senin (24/7/2023) bahwa Kuda Lumping sejatinya berasal dari sekitar Yogyakarta. Hal tersebut diungkapkan oleh Monika Proba, peneliti seni asal Kanada yang tinggal di Warsawa, Polandia
Pada awalnya, Kuda Lumping adalah sebuah pertunjukan yang digunakan untuk mencerminkan semangat perlawanan dan perjuangan pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu, pertunjukan ini mengalami perkembangan dengan penambahan unsur spiritual.
Baca Juga: Mengenal Tari Reog Ponorogo yang Sudah Jadi Warisan Budaya Dunia
Dari sumber-sumber lain, dikatakan bahwa Kuda Lumping adalah warisan Wali Songo Sunan Kalijaga. Tarian ini terinspirasi dari perjuangan Sunan Kalijaga bersama Raja Kerajaan Demak Raden Patah melawan penjajah Belanda.
Selain itu, disebutkan juga bahwa Kuda Lumping ini merupakan kesenian yang terinspirasi dari kisah Sultan Hamengkubuwono I bersama Raja Mataram mengusir penjajah Belanda.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024
