Menu


Pengertian Kuda Lumping, Tarian Tradisional Kebanggaan Ponorogo

Pengertian Kuda Lumping, Tarian Tradisional Kebanggaan Ponorogo

Kredit Foto: Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata

Konten Jatim, Depok -

Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur merupakan salah satu kabupaten yang banyak menyumbang kebudayaan Indonesia yang menyebar luas ke seluruh nusantara, baik itu dari sisi tradisi, kuliner maupun sejarahnya.

Sebut saja Reog Ponorogo, tarian unik yang melibatkan siluman bernama barongan. Reog bahkan sudah menjadi salah satu kesenian yang hendak dimasukan ke warisan kesenian tak benda Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO PBB).

Selain Reog, masih ada lagi satu kesenian yang kini tersebar luas di wilayah Jawa, terlebih di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesenian tersebut adalah Kuda Lumping.

Baca Juga: Mengenal Tari Reog Ponorogo yang Sudah Jadi Warisan Budaya Dunia

Pengertian Kuda Lumping

Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (24/7/2023), pengertian Kuda Lumping bisa dideskripsikan sebagai seni tari tradisional yang menggunakan properti berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya. 

Tari ini juga dikenal sebagai Jaran Kepang dan memiliki sejarah yang berasal dari generasi ke generasi, meskipun asal usulnya tidak tercatat dengan pasti. Konon, tarian ini menggambarkan pertempuran kerajaan dan semangat heroisme pasukan berkuda. 

Pertunjukan Kuda Lumping juga sering menampilkan atraksi supranatural, seperti mengunyah kaca atau membakar diri. Dalam setiap pagelarannya, tari Kuda Lumping terdiri dari beberapa fragmen tarian. 

Baca Juga: Sejarah Tari Reog Ponorogo: Sudah Muncul dari Zaman Kerajaan Kediri?

Fragmen pertama adalah Buto Lawas, yang ditarikan oleh para pria dan kadang-kadang mengalami kesurupan roh halus. Untuk mengatasi hal ini, hadirnya para warok dengan kemampuan supranatural membantu memulihkan kesadaran para penari dan penonton. 

Fragmen selanjutnya adalah tari Senterewe, di mana penari pria dan wanita bergabung dalam pertunjukan. Fragmen terakhir adalah tari Begon Putri, yang dibawakan oleh enam wanita dengan gerakan yang lebih santai dan merupakan penutup dari rangkaian atraksi tari Kuda Lumping.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman