Selain itu, pembangunan Parkir Timur Senayan juga memengaruhi bangunan cagar budaya yang berada di dalam GBK dan ratusan pohon Ki Hujan atau trembesi.
“Jadi, kalau modelnya macam GBK ya malah ada kemungkinan sebagian Monas bakal diprivatisasi. Ma lama, kepemimpinannya la ala cancel culture,” tambah Elisa.
Banyak warganet yang ikut menyayangkan revitalisasi tersebut. Tak sedikit juga yang tampak mengkritik Heru Budi maupun Erick Thohir dalam keputusan tersebut.
“Aneh prioritasnya Monas. Pdhl banjir, macet & rumah terjangkau lbh mendesak. Mentri ikut mejeng buat apa? Sementara itu hutan Kalimantan paru2 dunia makin digundulin buat proyek, ya gitu deh. Msh ada demokrasi kah? Kok 2 org yg ga kita pilih ngubek2 DKI? Sy fokus jaga APBD,” tulis akun @ezr***.
“Sampe kapanpun jg gue ogah tuh milih ET dari awal udh kliatan makin eksis aja dia,” tulis akun @wah***.
“Sampai dimana sebenarnya kewenangan gubernur pengganti? Mereka bukan pemimpin pilihan rakyat. Baru beberapa hari kelihatannya pejabat ini merasa jadi gubernur sungguhan,” tulis akun @arc***.
ET bilang utk contoh kawasan GBK.
— Elisa (@elisa_jkt) October 20, 2022
Padahal GBK juga tebang pohon ki hujan utk bikin 2 Gedung Parkir dan Plaza Timur ????. Cuma publik aja byk yg gak tahu. Jeruk makan jeruk.
GONGnya, sebagian bag Selatan GBK malah diprivatisasi jd kafe mahal Plataran ????https://t.co/ShtRjH4AL8
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan