Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri menilai duet Anies Baswedan dengan Yenny Wahid bak air dan minyak, alias tak mungkin bisa bercampur.
Oleh karena itu, wacana duet Anies dan Yenny tersebut dinilai hanya sebatas berita pancingan saja.
Pendukung Ganjar Pranowo ini juga menyinggung kembali soal sosok Anies Baswedan sebagai tokoh yang kerap dikaitkan dengan politik identitas sejak Pilkada DKI 2017.
"Jadi jujur saja, pada saat saya membaca berita Yenny Wahid dipinang oleh Anies Baswedan, saya bingung. Karena ini seperti minyak dan air, nggak mungkin nyambung, nggak mungkin ngeblend gitu," kata Rudi S Kamri, dilihat dari kanal YouTube Mind TV Indonesia, dikutip Kamis (13/7/2023).
"Apa kata Gus Dur, apa kata dunia, kalau seorang Yenny Wahid bergabung kepada seorang tokoh yang mengusung politik identitas berbasis agama. Dan ini berlawanan dengan perjuangan seorang Abdurrahman Wahid," sambungnya.
"Kalau seorang putri dari Gus Dur kemudian dipinang oleh Anies Baswedan, yang kita tahu persis stigma Anies Baswedan seperti apa. Pada saat Pilgub (DKI Jakarta) tahun 2017 bersama Sandiaga Uno, dia mengusung, menggaungkan politik identitas berbasis agama," ucapnya.
Menurut Rudi S Kamri, keluarga Yenny Wahid tak akan mungkin mau masuk ke kubu Anies Baswedan. Sebab, hal itu tak sesuai dengan garis perjuangan Gus Dur selama ini.
"Saya punya keyakinan keluarga dari almarhum Abdurrahman Wahid tentu tidak mudah membalikkan telapak tangan berubah menjadi orang-orang yang masuk dalam gerbong politik identitas berbasis agama," kata Rudi.
"(Masuk ke kubu Anies) ini bukan garis perjuangan seorang Abdurrahman dan keluarganya, termasuk Yenny Wahid," tambahnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO