"Rumputnya dari Boyolali. Ada campuran sintetisnya, hybrid. Jadi hybrid, rumput sintetis, dan ada rumput alami," ungkap Anies.
Anies menerangkan alasannya memilih rumput sintetis karena fungsinya untuk mengikat akar sehingga menjadi potongan-potongan yang bila ada masalah pada rumput itu bisa diangkat kapan saja.
"Rumputnya berstandar FIFA dari Boyolali. Jadi di kaki gunung Merapi ada tempat untuk penumbuhan rumput bertaraf internasional dan itu berstandar FIFA dan yang diekspor kemana-mana," jelas Anies.
Mendengar asal rumput JIS dari Boyolali, jurnalis senior Dahlan Iskan sontak terkaget-kaget.
"Itu milik perusahaan, atau perorangan, atau milik petani?" tanya Dahlan penasaran.
"Enggak, itu ada usahanya. Milik perusahaan," jawab Anies.
Bibit rumput dari kaki Gunung Merapi itu kemudian diangkut ke Jakarta dan dikembangkan.
"Selamat untuk Boyolali yo, ternyata ada rumput yang diekspor yang memenuhi syarat standar FIFA," pungkas Dahlan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan