Menu


Sejarah Tumpeng Sewu: Awalnya Bentuk Syukur Karena Berhasil Panen

Sejarah Tumpeng Sewu: Awalnya Bentuk Syukur Karena Berhasil Panen

Kredit Foto: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Konten Jatim, Depok -

Tumpeng Sewu adalah sebuah tradisi makanan khas Indonesia yang terdiri dari gunungan nasi kuning yang disajikan dalam bentuk kerucut. Lebih dari itu, nasi kuning ini dihiasi dengan aneka lauk-pauk, sayuran, dan seringkali juga dilengkapi dengan hiasan bunga. 

Kata "tumpeng" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bergunung" atau "berkerucut", sedangkan "sewu" berarti "seribu". Bagi masyarakat Indonesia, tumpeng digunakan dalam berbagai acara penting seperti upacara keagamaan, pernikahan, dan perayaan lainnya. 

Sebenarnya tidak ada sumber pasti yang menjelaskan asal-usul atau sejarah Tumpeng Sewu. Namun, masyarakat Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, lokasi di mana Tumpeng Sewu sering diadakan, punya beberapa catatan soal bagaimana Tumpeng Sewu bisa dilaksanakan.

Baca Juga: Tumpeng Sewu, Tradisi Selamatan Nasi Kuning Meriah Khas Banyuwangi

Sejarah Tumpeng Sewu

Dikutip dari jurnal Universitas Negeri Surabaya pada Selasa (11/7/2023), Tumpeng Sewu memiliki sejarah yang berawal sebelum Desa Kemiren menjadi pemukiman, ketika masih merupakan kebun atau sawah. 

Warga yang memiliki sawah melakukan penanaman berbagai tanaman dan membuat nazar jika tanamannya berhasil berbuah, mereka akan mengadakan selamatan dengan menyajikan pecel pitik. Nazar ini menjadi janji untuk menyelamatkan sawah jika sudah menghasilkan buah. 

Baca Juga: Taman Sritanjung Banyuwangi: Pesona Alam Menakjubkan untuk Segarkan Jiwa

Ketika panen tiba, warga melaksanakan selamatan yang disebut selamatan kebon. Ketika kebun berubah menjadi pemukiman, selamatan masih tetap dilaksanakan dengan nama selamatan kampung. Pelaksanaannya dilakukan secara berkelompok di berbagai wilayah desa. 

Pada tahun 2007, selamatan ini digelar bersamaan dan diberi nama selamatan tumpeng sewu. Nama ini merujuk pada jumlah tumpeng pecel pitik yang mencapai seribu, sesuai dengan jumlah kepala keluarga di Desa Kemiren. Setiap keluarga diwajibkan membuat minimal 1 tumpeng dalam selamatan ini.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman