Satu hal yang harus selalu ada ketika melaksanakan Tumpeng Sewu adalah Pecel Pitik, sejenis pecel ayam adalah hidangan ayam khas suku Osing di Banyuwangi.
Di Banyuwangi, Tumpeng Sewu tidak hanya menjadi hidangan istimewa, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam. Bentuk kerucut dari tumpeng melambangkan gunung suci atau tumpukan padi yang melambangkan kelimpahan rezeki.
Baca Juga: Mengintip Keindahan Tersembunyi di Bawah Laut Bangsring Banyuwangi
Selain itu, warna kuning nasi tumpeng melambangkan keemasan dan keberuntungan. Sedangkan lauk-pauk dan sayuran yang disajikan di sekitar tumpeng melambangkan keragaman dan keselarasan dalam kehidupan.
Dan masyarakat Banyuwangi, khususnya di Desa Kemiren, mereka mengadakan Tumpeng Sewu setiap Bulan Dzulhijjah untuk merayakan berbagai macam hal mulai dari bersyukur karena berhasil panen, meminta kelancaran rezeki sampai melindungi desa dari musibah.
Baca Juga: Keseruan Aktivitas di Bangsring Underwater Banyuwangi, Cobain!
Dengan demikian, bisa disimpulkan kalau Tumpeng Sewu menjadi simbol kebersamaan, persatuan, dan berbagi kebahagiaan. Tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai kekeluargaan, kegotong-royongan, serta rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan