Menu


Inspeksi JIS oleh Pemerintah Dinilai Berlebihan, Jubir Anies: Jelas Hanya untuk Politisasi

Inspeksi JIS oleh Pemerintah Dinilai Berlebihan, Jubir Anies: Jelas Hanya untuk Politisasi

Kredit Foto: Instagram/Jakarta International Stadium

Konten Jatim, Jakarta -

Juru bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra, menilai bahwa inspeksi yang dilakukan pemerintah ke Jakarta International Stadium (JIS) sangat berlebihan.

Menurut Surya, inspeksi hanya difokuskan ke rencana perbaikan rumput stadion. Padahal menurut dia rumput JIS serupa dengan rumput yang digunakna di banyak stadion internasional.

Baca Juga: Polemik Renovasi JIS Warisan Anies, PSSI: Tak Usah Ribut-ribut Politik, Kita Cuma Mau Main Bola

Ia memandang rencana pemerintah melalui Kementerian PUPR untuk renovasi rumput JIS yang memakan biaya hingga Rp6 miliar dianggap berlebihan. Rencana renovasi JIS tersebut hanya bagian dari rencana politisasi dibanding untuk pelaksanaan Piala Dunia U17.

"Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan" kata Surya, mengutip Suara.com, Rabu (5/7/2023).

Dalam keterangannya, Surya turut menyoroti sikap dua menteri di pemerintah yang langsung mengundang kontraktor rumput untuk memeriksa rumput JIS. Padahal, kata Surya, seharusnya yang bisa menilai rumput JIS layak atau tidak adalah FIFA.

Ia mengatakan menjadi tidak etis ketika pihak yang memiliki kepentingan bisnis justru diminta untuk memberikan evaluasi.

"Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?" kata Surya.

Ia merasa ada keanehan ketika proses evaluasi dan yang belum selesai, tetapi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah mebawa kontraktor dalam inspeksi JIS.

"Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp 6 milyar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?" kata Surya.

Berdasarkan informasi dan kabar yang diterima, Surya menyampaikan PT Jakarta Propertindo (JakPro) tidak diikutsertakan dalam inspeksi JIS. Kunjungan ke JIS justru diambil alih pemerintah pusat yang langsung menggandeng PT Karya Rama Prima.

“Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survei teknis. Sementara PT KRP kan kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno, jadi saya bingung kenapa dia bisa dapat GBK ya?” kata Surya.

Surya menjelaskan pembangunan JIS sepenuhnya dilakukan tenaga kerja anak bangsa dengan dibantu konsultan Buro Happold yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris. Karena itu desain JIS tentu mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium.

Mengenai fasilitas parkir yang menjadi catatan JIS, Surya menegaskan bahwa FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah penggunaan transportasi publik dan modal split.

"JIS sendiri saat ini memiliki 1.200 parkir yang diprioritaskan untuk tim, penonton dengan disabilitas, VVIP dan undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran dan Ancol," kata Surya.

Menurut Surya pemerintah perlu segera berhenti melakukan politisasi terhadap JIS. Ia menegaskan sikap politisasi JIS tidak hanya bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga potensi penghamburan keuangan negara.

"Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, kita merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri," pungkas Surya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.