Eks Komisaris Ancol, Geisz Chalifah mengklaim bahwa Jakarta International Stadium (JIS) warisan Gubernur DKI 2017-2022 Anies Baswedan sudah memenuhi standar FIFA.
Loyalis Anies ini mengatakan bahwa JIS memang belum layak digunakan apabila menggunakan standar politik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Menanggapi klaim Geisz, pegiat media sosial sekaligus loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi), Yusuf Muhammad berkomentar.
Baca Juga: Minta Renovasi JIS Tak Dikaitkan Politik, Teddy Gusnaidi: Memang Tidak Sesuai Standar FIFA!
Yusuf menyoroti klaim stadion melebihi standar FIFA namun masih ditemukan masalah di dalamnya.
"Media abal-abal kok dijadikan rujukan. Baru kali ini ada stadion diklaim melebihi standar FIFA tapi masih ditemukan banyak masalah," ujar Yusuf, dikutip Suara Liberte dari akun Twitter @yusuf_dumdum pada Senin (3/7/2023).
"Klaimnya melebihi standar FIFA tapi baru diresmikan pagar pembatas jebol. Belum lagi masalah parkir, dan akses pintu keluar," sambungnya.
Pegiat media sosial ini kemudian meminta Geisz untuk mengakui kekurangan JIS dan membiarkan pemerintah untuk mengatasinya. Tujuannya agar tragedi seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang.
"Sudah banyak testimoni masyarakat soal keluhan di JIS, tapi lu masih ngotot masih cari pembenaran. Mending akui aja kekurangannya dan biarkan dibenahi. Semua demi kenyamanan dan keselamatan penonton," ujar Yusuf.
"Emang lu mau tanggungjawab kalau ada apa-apa sama penonton? Jangan sampai tragedi Kanjuruhan terulang dan ujung-ujungnya sibuk cari kambing hitam," sambungnya.
Sebelumnya, dalam akun Instagram miliknya, Geisz mengklaim JIS sudah melebihi dari standar FIFA selaku federasi sepakbola dunia.
"Bila acuannya standar FIFA maka JIS melampaui dari standar FIFA," katanya.
Geisz kemudian mengatakan bahwa sejak awal dibangun JIS telah mengacu pada buku petunjuk FIFA dan menggunakan konsultan Buro Happhold yang membangun stadion-stadion internasional di Eropa maupun di Qatar.
Tidak hanya itu, pembangunan JIS juga sejak awal melibatkan assessor dari FIFA dan merupakan maha karya anak bangsa karena seluruh tenaga kerjanya adalah tenaga kerja lokal.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO