Menu


Rocky Gerung Usulkan Yenny Wahid Jadi Cawapres Prabowo, Ini Alasannya

Rocky Gerung Usulkan Yenny Wahid Jadi Cawapres Prabowo, Ini Alasannya

Kredit Foto: Instagram/Yenny Wahid

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung mengusulkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan pasangan gender. Rocky menyarankan agar Prabowo Subianto memilih Yenny Wahid sebagai cawapres. 

Rocky menilai bahwa putri dari Gus Dur ini merupakan tokoh perempuan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Yenny Wahid memiliki nilai-nilai yang diterapkan sang ayah ketika menjabat sebagai presiden.

Baca Juga: Sosok Yenny Wahid yang Bisa Jadi Calon Pendamping Anies di Pilpres  

"Pak Prabowo dengan Yenny Wahid, dapet juga tuh Gerindra-PKB dengan NU-nya. Bu Yenny tokoh perempuan yang mampu menegaskan sifat-sifat Gus Dur tentang demokrasi ada pada Bu Yenny," jelas Rocky, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (4/7/2023).

Selain itu, Rocky juga menyarankan agar Anies Baswedan juga memilih cawapres seorang tokoh perempuan, dia adalah Khofifah Indar Parawansa. Khofifah sendiri juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan NU.

"Kita lihat Anies balik lagi dengan Khofifah. Lebih enak pasangan laki-perempuan itu lebih tidak menimbulkan kecurigaan," tambahnya. 

Sebelumnya Rocky menyarankan agar PDI Perjuangan mengganti capresnya menjadi Puan Maharani. Puan Maharani dinilai lebih pantas dibanding Ganjar dan bisa dipasangkan dengan sosok muda lainnya yaitu Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

"PDIP kembali pada prinsip dasarnya yaitu calon dari kalangan Soekarno, maka Puan lebih enak. AHY misal jadi cawapres atau sebaliknya. Saya usulkan kocok ulanglah PDIP, Puan munculkan, Puan-AHY bagus itu," ujar Rocky.

Baca Juga: Khofifah Jadi Cawapres Perempuan Paling Potensial di Pilpres 2024, Pengamat Ungkap Alasannya 

Rocky menilai Jokowi masih cenderung mendukung Prabowo Subianto. Bahkan dukungan terhadap Prabowo terlihat lebih gencar dengan kemunculan Baliho Jokowi-Prabowo di Surakarta. 

"Ini semua terjadi karena salah tulis nama dari Kartini ke Kartono. Sangat mungkin apa susahnya Bu Mega lakukan revisi," tukasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024