Setelah pengumuman beberapa nama calon wakil presiden (cawapres) untuk capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan beberapa waktu lalu, publik kembali mendengar ada sosok lain yang disebut-sebut bisa mendampingi Anies dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sebelumnya, sempat diumumkan beberapa nama yang bakal jadi calon kuat cawapres Anies seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan matan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Kini, ada nama baru yang diusulkan untuk menjadi cawapres Anies. Sosok tersebut adalah Yenny Wahid, tokoh publik yang namanya sudah sering terdengar di Indonesia dan memiliki rekam jejaknya tersendiri.
Baca Juga: Demokrat Nilai Unggahan Yenny Wahid yang Foto Bersama AHY adalah Sinyal Dukungan
Sosok Yenny Wahid
Dikutip dari Suara.com pada Senin (3/7/2023), Yenny Wahid adalah seorang politisi Indonesia yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1974 di Jombang, Jawa Timur. Ia adalah putri dari Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari.
Memiliki nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh, Yenny Wahid dikenal sebagai politisi, tokoh Islam, pembela hak asasi manusia dan seorang intelektual.
Diketahui Yenny Wahid merupakan lulusan dari Universitas Trisakti. Dirinya mengambil jurusan Visual. Pasca lulus, dirinya sempat bekerja sebagai wartawan di Timor Timur dan Aceh. Ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.
Baca Juga: Yenny Wahid Masuk Bursa Cawapres, Pengamat Sebut Bisa Dongkrak Suara
Setelah ayahnya terpilih menjadi presiden, Yenny Wahid kemudian bekerja di bawah komandonya sebagai Staf Khusus Presiden. Dan pasca kepemimpinan Gus Dur berakhir, Yenny Wahid melanjutkan kuliah di di Harvard Kennedy School of Government, Amerika Serikat.
Selain itu, Yenny Wahid juga sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono selama satu tahun sebelum ia akhirnya mengundurkan diri karena tidak ingin adanya perbedaan kepentingan dengan jabatannya pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024