Menu


Sosok Ini Sebut Gestur Jokowi Merasa Tidak Nyaman Saat Hadiri Acara Puncak Bulan Bung Karno

Sosok Ini Sebut Gestur Jokowi Merasa Tidak Nyaman Saat Hadiri Acara Puncak Bulan Bung Karno

Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Konten Jatim, Depok -

Hampir seminggu berlalu setelah PDI Perjuangan (PDIP) menyelenggarakan acara puncak Bulan Bung Karno yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada Minggu (25/6/2023).

Namun, acara tersebut masih dibicarakan banyak orang karena memiliki beberapa momen menarik di dalamnya. Salah satu yang disorot oleh beberapa orang adalah gestur Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terlihat tidak nyaman atau lepas ketika berada dalam acara ini.

Gestur Jokowi ini diperhatikan oleh sosok pengusaha di industri kreatif, Irfan Wahid atau biasa dipanggil Ipang Wahid. Dalam kanal YouTube Total Politik, dirinya memperhatikan bahwa Jokowi seakan terbatas kebebasan berekspresinya ketika hadir di puncak Bulan Bung Karno.

Baca Juga: Gerindra dan Demokrat Absen di Acara Puncak Bulan Bung Karno, Pengamat Yakin Sudah Tidak Ada Ruang Untuk Koalisi dengan PDIP

“Saya melihat kenyamanan Pak Jokowi selama di acara itu tidak senyaman misalnya pada waktu acara bola nonton bola sama Pak Erick dan Pak Prabowo, atau pada saat Musra,” kata Ipang Wahid, dikutip pada Sabtu (1/7/2023).

Lebih lanjut, ketika berpidato di hadapan ribuan kader PDIP, Jokowi seakan berbicara sebagai Presiden alih-alih sebagai anggota PDIP itu sendiri. Ipang mengungkapkan, seandainya Jokowi berbicara sebagai kader partai, maka seharusnya Jokowi akan mengenakan seragam PDIP pula.

Alih-alih baju partai, Jokowi mengenakan baju hitam. Tidak hanya itu, Jokowi juga tidak akan mengenakan lencana kepresidenannya jika memang datang sebagai “petugas partai”. 

Baca Juga: Sampaikan Pesan di Acara Puncak Bulan Bung Karno, Jokowi: Selamat Berjuang untuk Menang!

Sepupu dari Yenny Wahid ini menjelaskan Jokowi hadir di sana sebagai Pemimpin Negara. Meskipun begitu, Ipang mengatakan kalau Jokowi terlihat lebih nyaman karena di sini, dirinya bisa menjadi lebih netral alih-alih harus mendukung 1 calon presiden (capres).

“Dan itu juga membuat Pak Jokowi menjadi lebih tenang kan lebih nyaman. Kalau pakai ini (lencana presiden), nggak mesti harus punya kewajiban untuk secara frontal berkampanye untuk satu kandidat gitu,” tutur cucu dari Abdul Wahid Hasyim ini.

Ipang menambah kalau ada batasan-batasan yang memang membuat Jokowi seakan tidak lepas untuk mendukung capres PDIP, Ganjar Pranowo. Hal ini bisa dilihat dari pemilihan kata saat pidato, gestur dan semangat dari Jokowi itu sendiri saat berpidato.

“Dari gesturnya ngomongnya kan jelas. ‘Semangat berjuang untuk menang’. Kalau itu sebagai kader partai pasti ngomongnya akan ‘Mari kita menangkan Pak Ganjar!’ terang Ipang.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan