Menu


Melihat Hikmah Haji dan Umrah lewat Penjelasan Buya Yahya

Melihat Hikmah Haji dan Umrah lewat Penjelasan Buya Yahya

Kredit Foto: Pexels/Konevi

Konten Jatim, Jakarta -

Dalam salah satu kesempatan, Buya Yahya menjelaskan ada suatu ibadah yang membutuhkan seseorang memiliki kesadaran bahwa dia hanyalah seorang hamba. Karena kalau dilihat secara dhahir, kegiatannya bukan seperti ibadah.

Kita hanya jalan, berputar dan berkeliling, ibadah itu adalah umrah dan haji. Para ulama mengatakan ini adalah ibadah badaniyah atau hanya memanfaatkan gerak tubuh.

Baca Juga: Nasihat Buya Yahya: Hakikat Ibadah ketika Membuat Seseorang Jadi Hamba

"Bahkan di situ seolah tidak perlu satu amalan khusus yang menunjukkan kalau itu ibadah. Contoh bagaimana kita muter di Kakbah, Sa'i, kemudian berkumpul di Arafah. Bahkan wukuf di Arafah cukup injakkan kaki sudah sah, tidak ada harus zikir," kata Buya Yahya, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Buya Yahya, Selasa (27/6/2023). 

"Ibadah semacam ini justru menunjukkan ibadah karena Allah. Kelihatannya kebiasaan keliling, padahal itu makna kehambaan. Biarpun kayak kegiatan biasa, tapi ada makna kehambaan jika dilakukan dalam rangka patuhi perintah Allah," tambahnya.  

Buya Yahya menjelaskan, ibadah umrah atau haji sebenarnya bisa dilakukan dengan santai, melihat sana sini, bahkan bisa berbicara meskipun kata ulama makruh. Bahkan ketika tawaf, tidak baca ayat apapun sah di mata Allah.

Namun, Buya Yahya menekankan, justru ibadah seperti ini jadi tantangan dan menunjukkan bahwa kegiatan biasa saja bisa terhitung ibadah. Bbadah bukan lagi hanya rukuk dan sujud.

Baca Juga: Bolehkah Panitia Mengambil Sebagian Daging Kurban? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

"Di saat seorang hamba bisa merasakan dengan sendirinya dengan Allah ketika berjalan, muter-muter, maka dialah orang yang kenal Allah secara sesungguhnya. Yang dikatakan dia akan berzikir menyebut nama Allah, membiasakan menyebut Allah dalam keadaan bangkit, baring, dan seterusnya," ujar Buya Yahya. 

"Ayo tingkatkan kesadaran kita bahwa kita adalah hamba Allah. Maka ketika kita melaksanakan haji, umrah, tidak ada atribut-atribut kebesaran, penghambaan sesungguhnya kepada Allah. Kita merasa bahwa di hadapan Allah bisa menampakkan diri sebagai seorang hamba," pungkasnya.