Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) belum lama ini memutuskan untuk tidak melakukan sidang etik Firli Bahuri terkait kasus dugaan kebocoran dokumen perkara korupsi Kementerian ESDM.
Selain itu, terkuak juga ada pungli di rutan KPK. Tidak berhenti di situ, kasus pungli ini terbongkar berawal dari laporan ke Dewas KPK akan adanya dugaan kasus asusila terhadap istri tahanan.
Baca Juga: Lemahnya Dewas Buat Publik Nilai KPK Tak Lagi Bermutu
Berbagai macam masalah di KPK menimbulkan pertanyaan peran Dewas KPK. Dewas KPK dinilai tidak mampu membedakan etik dan etiket.
"Seolah Dewas diangkat hanya untuk etiket, soal kesopanan, kewajaran. Padahal Dewas ini di atas menara untuk melihat labirin KPK," kata Rocky, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (26/6/2023).
Rocky Gerung juga menilai bahwa Dewas KPK tidak lagi memiliki moral standing untuk menjadi dewan pengawas.
"Pertaruhan terakhir dari lembaga ini yang harus dijamin Dewas, Dewas malah memperparah. Jadi saya sebut kedunguan-kedunguan dalam Dewas ini menyebabkan publik akhirnya menjatuhkan hukuman aja atau cercaan bahwa seluruh aktivitas dalam KPK termasuk Dewas enggak ada mutunya," tambahnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Lemahnya Dewas KPK Timbulkan Kesan Karyoto VS Firli pada Kasus Kebocoran Dokumen
Rocky melanjutkan, amarah publik terhadap KPK seharusnya bisa ditangkap oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Seiring berjalannya waktu, justru moral KPK semakin hilang dan disebabkan oleh internalnya sendiri.
"Kemarahan ini yang harusnya Pak Jokowi pahami bahwa moral di KPK hilang sama sekali bukan karena setiap hari Novel Baswedan mencuitkan sesuatu dari situ. Publik juga melihat itu sudah tidak bermutu," pungkas Rocky.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO