Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyebut bahwa Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto terkesan saling berebut endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dua poros itu terkesan yakin, endorse dari Jokowi akan meningkatkan elektabilitas capres yang diusung secara signifikan," kata Jamiluddin.
PDIP dan Partai Gerindra menilai saat ini tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi masih tinggi. Hal itu membawa implikasi kesenangan masyarakat terhadap Jokowi masih tinggi.
Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Diperiksa KPK, Ini Tanggapan Jokowi
"Ketika masyarakat masih menyenangi Jokowi, tentunya ia layak menjadi endorse. Sebagian masyarakat akan mengikuti arahan Jokowi, termasuk dalam memilih capres," tambahnya.
"Hal itu didukung pula oleh masih banyaknya relawan yang masih setia kepada Jokowi. Para relawan ini diharapkan akan mengarahkan suaranya sesuai sosok capres yang diendorse Jokowi," terangnya.
Namun, lanjut Jamiluddin, anggapan itu tampaknya kurang beralasan bila dikaitkan dengan hasil survei Litbang Kompas.
Lembaga survei ini pernah merilis hasil surveinya yang menyatakan endorse Jokowi tidak berpengaruh signifikan. Hanya sekitar 18 persen masyarakat yang mengikuti endorse Jokowi.
"Temuan Litbang Kompas itu setidaknya mengindikasikan, endorse Jokowi kepada capres tertentu tidak akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitasnya. Kalau pun terjadi kenaikan, hal itu tidak akan menjadi penentu kemenangan capres tersebut," terangnya.
Baca Juga: Alasan Fahri Hamzah Menilai Prabowo Lebih Berpeluang Menangi Pilpres Dibanding Anies dan Ganjar
"Jadi, poros PDIP dan KKIR seyogyanya tak perlu terlalu yakin endorse Jokowi akan membawa kemenangan," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan