Menu


7 Dalil Tentang Wahyu Allah: Karunia yang Tidak Boleh Disia-siakan

7 Dalil Tentang Wahyu Allah: Karunia yang Tidak Boleh Disia-siakan

Kredit Foto: Unsplash/Alice Donovan Rouse

Konten Jatim, Depok -

Para nabi atau rasul memiliki keistimewaan untuk mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Wahyu ini adalah bentuk pertolongan Allah SWT terhadap nabi dan rasul untuk menyampaikan petunjuk, perintah dan informasi terkait Agama Islam.

Wahyu yang disampaikan Allah SWT kepada nabi atau rasul-Nya ini bisa datang dengan beragam bentuk, baik itu melalui mimpi, disampaikan oleh Malaikat Jibril yang memang bertugas menyampaikan wahyu, atau bahkan dijelaskan langsung oleh Allah SWT.

Memperoleh wahyu dari Sang Maha Pencipta merupakan karunia besar, menandakan bahwa nabi dan rasul ini adalah orang-orang terpilih yang dipercaya Allah SWT sebagai manusia-manusia terbaik yang diciptakan-Nya.

Baca Juga: Apa Itu Wahyu dalam Agama Islam? Begini Penjelasannya

Keistimewaan wahyu yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya ini dituangkan dalam beberapa dalil. Mengutip Republika pada Selasa (20/6/2023), berikut beberapa dalil tentang wahyu Allah SWT yang istimewa.

Dalil Tentang Wahyu Allah SWT

Q.S. Ali-Imran Ayat 164

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Artinya:”Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Alquran ) dan hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” 

Q.S. An-Nisa Ayat 113

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِنْ شَيْءٍ ۚ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا

Artinya: “Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Alquran ) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.” 

Baca Juga: Bagaimana Cara Allah Menurunkan Wahyu Kepada Nabi dan Rasul-Nya?

Q.S. Al-An’am Ayat 50

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama antara orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"  

Tampilkan Semua Halaman