Pengamat politik, Ahmad Khoirul Umam menilai PDI Perjuangan (PDIP) tengah mengubah strategi politiknya 180 derajat. Perubahannya disebut fenomena yang sangat langka.
Ia membaca arah strategi PDIP itu. Menurutnya, terdapat "sense of urgency" di dalam strategi baru Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ketika PDIP mengubah 180 derajat strategi politiknya, maka ada 'sense of urgency' di sana," katanya dalam Satu Meja the Forum, dikutip Liberte Suara, Jumat (16/6/2023).
"Saya berkeyakinan betul bahwa yang dilakukan oleh Mbak Puan, tentu atas sepengetahuan Ibu Mega," tegasnya.
Mengenai apa urgensi dari PDIP yang dimaksud oleh Ahmad, ada dua hal yang ditangkap olehnya.
Pertama terkait dengan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Pasalnya, keterpilihan Prabowo terus terkonsolidasi.
"Fenomena tren elektabilitas Pak Prabowo mengalami konsolidasi yang cukup signifikan, bukan hanya dalam konteks mempertahankan basis pemilih loyal dia di pemilihan presiden (pilpres) 2019," papar Ahmad.
Keterpilihan Prabowo, lanjutnya, juga semakin bertambah signifikan karena ceruk basis pemilih loyal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terambil. Ganjar Pranowo ikut merasakan dampaknya atas fenomena itu.
"(Prabowo) juga mengambil ceruk basis pemilih loyal dari pemilih Pak Jokowi. Itu adalah ancaman cukup serius bagi PDIP. Itu juga akan berpengaruh terhadap elektoral Ganjar sebagai calon presiden (capres)," imbuhnya.
Sebelumnya, Puan mengatakan bahwa secara terbuka mengundang AHY untuk berkomunikasi.
Baca Juga: Tanggapi Rencana Pertemuan Puan-AHY, Pengamat: Untungkan PDIP, Rugikan Demokrat
Undangan itu mendapat respons positif dari elite Demokrat dan juga AHY sendiri. Bahkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan baik atas hal itu.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO