Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB), Rudi S Kamri menyebut presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memalukan, lantaran terhasut informasi bohong dari Denny Indrayana terkait bocoran putusan sistem pemilu.
Sebagaimana diketahui, Denny Indrayana sebelumnya mengaku mendapatkan informasi bahwa sistem pemilu akan kembali pada proporsional tertutup. Namun pada hari ini, MK akhirnya menetapkan bahwa sistem pemilu tetap terbuka.
"Terbukti pernyataan ngawur dari Denny Indrayana dimakan mentah-mentah oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga presiden ke-6 kita. Memalukan," kata Rudi S Kamri seperti dilihat dari YouTube Kanal Anak Bangsa, dikutip Kamis (15/6/2023).
Baca Juga: Bikin Gaduh soal Bocoran Putusan Sistem Pemilu, Rudi S Kamri Minta MK Polisikan Denny Indrayana
Sebagai seorang mantan presiden, Rudi S Kamri menyebut bahwa SBY seharusnya tak termakan mentah-mentah informasi yang disampaikan oleh eks anak buahnya itu.
Lanjut Rudi, seharusnya SBY mau bersabar sedikit dan menunggu keputusan resmi dari Mahkamah Konstitusi (MK).
"Seorang presiden termakan oleh berita bohong, meskipun itu dilakukan oleh mantan anak buahnya, tapi seharusnya SBY bijak. Seharusnya SBY menahan diri untuk menunggu keputusan dari MK," lanjut loyalis Joko Widodo (Jokowi) ini.
Rudi S Kamri menilai SBY ikut mengglorifikasi berita hoaks yang disampaikan oleh Denny Indrayana. Hal ini disebutnya sebagai tragedi politik.
"Pernyataan SBY memalukan, karena menyebarkan, mengglorifikasi, mengamplifikasi berita bohong yang dibangun oleh Denny Indrayana," ucap Rudi.
"Jadi, inilah tragedi politik menurut saya. Seorang mantan presiden yang seharusnya meningkatkan levelnya menjadi guru bangsa bisa termakan oleh berita bohong," tandasnya.
Sebelumnya, polemik sistem Pemilu berkembang setelah Denny Indrayana yang memberikan bocoran informasi putusan MK bahwa sistem Pemilu akan dilakukan secara tertutup.
Hal ini langsung mendapatkan respons, salah satunya adalah dari pendiri Partai Demokrat sekaligus Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SBY memberikan beberapa tanggapan, salah satunya adalah menyatakan bahwa putusan MK ini berpotensi timbukan chaos di masyarakat.
"Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan & kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai? Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan 'chaos' politik," tulis SBY dalam laman resmi Twitter-nya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024