"Ya diusahakan (cawapres dari PPP), tapi tidak harus karena politik kan demokrasi. Kalau harus, ya namanya bukan politik. Politik itu mengedepankan demokrasi. Demokrasi adalah kesepakatan, nanti kalau ada kesepakatan ya itu lah, gitu," tambah Mardiono.
Alih-alih merasa terancam, Mardiono justru menyambut positif rencana pertemuan Puan dan AHY itu. Mardiono menyebut, pihaknya memang mendorong PDIP membentuk kekuatan politik yang lebih besar untuk mengusung Ganjar.
Mardiono melanjutkan, partainya mendorong PDIP membangun kerja sama politik atau koalisi partai pengusung Ganjar dengan total kursi DPR lebih besar, agar lebih mudah mencapai tujuan politik.
Pihak PPP juga ingin koalisi pengusung Ganjar maksimal terdiri atas 80 persen kursi DPR RI seperti halnya dukungan parlemen terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi sekarang.
"Saat ini ada 80 persen (kursi parlemen gabungan sejumlah partai) yang berkoalisi dengan Pemerintah. Sama halnya nanti dalam pemilu kita membangun koalisi besar, maka tujuan politik itu akan semakin mudah diimplementasikan, kemudian kebijakan politik dan kebijakan pemerintahan juga akan semakin mudah dilaksanakan," kata Mardiono
Belum lama ini Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Puan akan bertemu AHY untuk berdialog terkait kepentingan rakyat. Dia belum menyampaikan kapan waktu pertemuan tersebut. Adapun pihak Partai Demokrat menyambut baik rencana pertemuan itu.
Rencana pertemuan elite PDIP dan Demokrat ini mencuat usai Puan Maharani menyebut AHY merupakan salah satu nama yang dipertimbangkan PDIP untuk menjadi cawapres pendamping Ganjar.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024