"Rasanya mungkin makin banyak tekanan, godaan, malah bukannya makin kendor tapi makin kencang karena di balik tekanan, godaan, rayuan itu pasti ada suatu yang lebih besar," ujar Sudirman Said.
2. Bangga Anies Tak Di-endorse
Sudirman Said juga menanggapi sikap Presiden Jokowi yang tidak meng-endorse Anies dalam Pilpres 2024. Padahal Jokowi terang-terangan meng-endorse kandidat lain seperti Ganjar Pranowo hingga Subianto.
Meski demikian Sudirman Said bangga karena Anies tidak pernah diendorse Presiden Jokowi. Dia menegaskan bahwa tim Anies tidak ingin Presiden Jokowi memberikan endorse karena itu tidak adil.
"Kami tidak ingin Presiden Jokowi mengendorse Pak Anies. Tidak, karena itu juga tidak fair. Tapi mengendorse lah semuanya (kandidat) kalau mau endorse," kata Sudirman.
3. Ungkit Kedekatan Anies dan Jokowi di Masa Lalu
Walau tak dapat endorse, Anies diklaim sebagai menteri Jokowi yang berprestasi. Sudirman Said bahkan mengungkit kedekatan Anies dengan Jokowi.
"(Pak Anies) tidak hanya jadi juru kampanye, Pak Anies dulu menterinya Pak Jokowi yang (periode) pertama yang berprestasi. Nggak ada berita Pak Anies tidak berprestasi," ujar Sudirman Said.
"Kemudian diberhentikan nggak protes, nggak melawan. Kemudian dipilih jadi gubernur (DKI Jakarta). Selama jadi gubernur, banyak sekali program Presiden Jokowi yang diselesaikan. MRT diselesaikan, tata kota diperbaiki," papar Sudirman.
Sebagai informasi, Anies pernah menjadi Juru Bicara Tim Pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014.
Setelah Jokowi terpilih jadi Presiden, Anies ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Namun jabatan itu hanya berumur dua tahun karena pada 27 Juli 2016, Anies di-reshuffle dan digantikan oleh Muhadjir Effendy.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024