Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim baru-baru ini bikin heboh publik usai gagasannya yang menyebut akan menggunakan marketplace guru untuk merekrut guru honorer.
Banyak pro-kontra yang menghujani gagasan baru ini, baik itu terkait dengan diksi ‘marketplace’ maupun konsepnya. Apa saja yang disoroti terkait marketplace guru ini?
Sebelumnya, marketplace guru ialah platform online yang dapat menghubungkan guru atau instruktur dengan murid atau peserta yang mencari layanan pembelajaran. Melalui marketplace yang satu ini, guru-guru bisa menawarkan kursus atau kelas mereka kepada calon murid yang tertarik dengan topik tertentu.
Baca Juga: Apa Itu Marketplace Guru, Gagasan Mendikbud Nadiem yang Viral?
Berikut sederet pro-kontra marketplace guru:
- P2G soroti platform oriented Kemendikbudristek
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengaku khawatir akan penggunaan diksi marketplace yang dinilai bisa mendegradasi guru sekadar barang dagangan. Akibatnya, hal ini dapat membuat kedudukan guru dinilai menjadi makin kurang terhormat.
"Khawatir penggunaan diksi marketplace mendegradasi guru menjadi sekadar barang dagangan, kedudukan makin tidak terhotmat," kata Kabid Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri dikutip dari Republika.
- Dinilai tidak pantas oleh guru
Baca Juga: Rocky Gerung: NU Bagi Erick Thohir Bukan Sumber Dukungan, tapi ‘Market’
Ide membentuk marketplace yang disampaikan Nadim dalam Rapat di komplek Senayan Jakarta, sebagai talent pool tenaga guru justru dinilai kalangan guru ASN PPPK kurang pantas. Salah satunya, disampaikan Maryani, PPPK Kota Bekasi. Dirinya menilai gagasan Menteri Nadim merendahkan martabat guru.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO