"Jokowi mewariskan kebobrokan perilaku kekuasaannya ke calon pemimpinan nasional berikutnya. Tak peduli aturan dan etika," ucapnya.
"Daya rusak politik kekuasaan dimotori Jokowi sangat semena-mena. Semakin dekat ke Pilpres, semakin laju kerusakan politik diproduksi. Aneka rupa cawe-cawe dengan modus menjegal dan membegal lawan politiknya secara brutal," sambung dia.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Bisa Moncer Jika Menghindar dari Blunder Politik
Lebih lanjut Faizal mengatakan, korban dari politik kekuasaan tersebut, bukan hanya dari Partai oposisi, namun juga dari lingkaran kekuasaan.
"Walhasil kekuasaan berubah menjadi monster ganas dan mengancam kelangsungan persatuan nasional," tukasnya.
Lebih mengkhawatirkan, lanjut Faizal. Orang nomor satu di Indonesia itu kerap memperlihatkan di publik sikapnya yang tidak netral sebagai seorang nakhoda negara.
"Terlibat bermain politik cawe-cawe di arena Pilpres. Sebuah deklarasi politik jahat yan berpotensi membuat Pilpres berlangsung curang," imbuhnya.
Baca Juga: BPK Temukan Dana KJP dan KJMU yang Mengendap, Pemprov DKI Beri Klarifikasi Begini
Tak heran, kata dia. Operasi jegal dan begal terus-menerus dilancarkan pihak penguasa kepada Anies Baswedan dan Parpol pengusung perubahan.
"Ihwal itu bikin rakyat gusar dan memperkuat barisan perlawanan. Rakyat tidak rela hak kedaulatan politik mereka diinjak-injak seenaknya," tandasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan
