Menu


Apa Itu Qadariyah? Aliran yang Percaya Hidup Tanpa Intervensi Allah

Apa Itu Qadariyah? Aliran yang Percaya Hidup Tanpa Intervensi Allah

Kredit Foto: Etsy

Konten Jatim, Depok -

Di berbagai kepercayaan yang ada di dunia ini, orang-orang menganggap kalau alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan. Apa yang ada di dunia beserta isinya merupakan kehendak Tuhan yang tidak dapat diintervensi kekuatan lain.

Pun halnya dalam Agama Islam. Umat Islam percaya bahwa kehidupan yang manusia miliki saat ini adalah karena izin Allah SWT. Semua yang manusia jalankan ini sudah sesuai dengan takdir yang sudah ditentukan sedari awal mereka lahir, disebut dengan istilah qada.

Namun, ada aliran yang percaya kalau hidup itu tidak “bergantung” terhadap Allah SWT. Justru, mereka percaya kalau Allah SWT menciptakan manusia dan membebaskan mereka untuk menjalankan kehidupan tanpa mengintervensi mereka.

Baca Juga: Al-Qur’an Adalah Pedoman Dalam Alur Kehidupan Agar Tidak Tersesat

Aliran yang dimaksud di sini adalah aliran qadariyah. Berikut informasi lebih lengkap mengenai apa itu qadariyah melansir laman resmi Universitas Islam An Nur Lampung pada Selasa (30/5/2023). 

Apa Itu Qadariyah?

Seperti yang sudah ditulis di atas, qadariyah merupakan aliran di mana Muslim percaya kalau manusia hidup tanpa campur tangan Allah SWT. Mereka seakan “bebas” dari doktrin yang menjelaskan kalau semuanya akan kembali ke tangan Allah SWT.

Pengertian qadariyah secara etimologi, berasal dari Bahasa Arab, yaitu qadara yang bermakna kemampuan dan kekuatan. Sementara secara terminologi, qadariyah dapat didefinisikan sebagai suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah SWT.

Baca Juga: Apakah Paham Salafi Sesat? Simak Penjelasan Pakar Ini

Di sini, mereka menganggap kalau Allah SWT tidak sepenuhnya memperhatikan hamba-hambanya dan cenderung membebaskan manusia untuk berbuat apapun yang mereka mau tanpa “mengganggu” kehidupan yang sedang mereka jalankan.

Aliran qadariyah ini disebutkan dipelopori oleh guru-murid, Ma’bad al Juhani dan Ghailan ad Dimasyqi sekitar tahun 689 M. Alasan aliran ini muncul, menurut segi politik adalah isyarat menentang politik Bani Umayyah yang terkemuka pada masa itu.

Tampilkan Semua Halaman