"Jadinya kita juga lihat format, misalnya Pak Airlangga dengan Pak Muhaimin, kemudian Pak Airlangga dengan Pak Zulkifli Has. Jadi semuanya dicoba untuk dibikin simulasinya begitu," kata Nurul.
Nurul menegaskan, Golkar hanya perlu berkoalisi dengan satu partai saja untuk bisa memenuhi presidential threshold dan mengusung capres dan cawapres. Namun lantaran Pilpres masih jauh dan kondisi politik masih dinamis, Ketua Umum Golkar menginstruksikak jajaran agar tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
"Kita lihat lah karena ini sifatnya masih lama, bapak ketua umum juga mengatakan kita nggak usah terburu-buru karena tidak ingin masuk ke dalam jebakan Batman gitu ya. Jebakan Batman," kata Nurul.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Disalip Prabowo, PDIP Tetap Santai
Nurul mengemukakan, jika posisi Golkar saat ini melihat dan menunggu perkembangan politik yang ada.
"Iya. Kita pengen bermain cerdas lah. Jadi kita wait and see supaya tidak masuk dalam jebakan tersebut. Jadi cool aja stay cool gitu," ujarnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan