Perjuangan Gerindra dan Golkar untuk membentuk koalisi besar semakin jauh dari sasaran. Pasalnya, penentuan capres dan cawapres tidak memiliki titik temu. PKB dan PPP yang awalnya merupakan koalisi besar mulai meragukan rencana awal mereka. Wajar untuk mengatakan bahwa peluangnya sangat kecil saat ini.
Padahal 5 partai, yakni Gerindra, PKB, Golkar, PAN dan PPP sempat bertemu dan dihadiri Presiden Jokowi. Lima partai itu berasal dari 2 poros koalisi yang ada. Golkar-PAN-PPP dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan Gerindra-PKB tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca Juga: PPP Akui dari Awal Pesimis Terhadap Wacana Koalisi Besar: Tidak Mungkin dalam Koalisi Ada 3 Capres
Namun, di tengah nasibnya yang belum jelas, PPP justru memilih keluar dan bergabung dengan PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo. Sementara PKB tetap mempertahankan Muhaimin Iskandar untuk menjadi pendamping Prabowo.
Namun dalam perjalanannya, PPP secara terang-terangan beralih ke PDIP dan mendukung pencapresan Ganjar Pranowo. Bergabungnya PPP ke Ganjar membuat nasib Koalisi Besar maupun KIB terancam bubar.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengaku pesimis, Koalisi Besar maupun KIB sulit untuk dipertahankan. “Ada nama Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Ganjar Pranowo. Tidak mungkin dalam koalisi ada tiga capres,” ujar pria yang akrab disapa Awiek ini, kemarin.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024