Menu


Ganjar Perlihatkan Pentingnya Kader PDIP Menjangkau Generasi Muda Melalui Teknologi 

Ganjar Perlihatkan Pentingnya Kader PDIP Menjangkau Generasi Muda Melalui Teknologi 

Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Yang pertama, Silvia (23 tahun), lulusan SMK jurusan multimedia dan punya kemampuan sebagai web developer. Pekerjaannya kini adalah driver ojek online.

Ganjar bertanya "Kenapa Silvia mau dan tertarik menjadi driver Grab?"

Baca Juga: Demokrat: PDIP Harus Meminta Maaf Kepada Masyarakat 

"Karena gabut aja sih," jawab Silvia.

"Nah itu anak muda yang disebut Generasi Z. Dengar sendiri kan karena gabut saja," ujar Ganjar.

Ia lalu menanyainya lebih jauh soal politik. Dan Silvia mengungkap anak muda seumuran dirinya paham berpolitik itu untuk kemajuan bangsa dan ingin politisi yang asyik dan tak kaku ke anak muda. 

"Yang tak malu menyapa anak muda. Ke anak muda sapa saja, enggak usah yang malu," jelas Silvia.

Yang kedua, seorang perempuan berusia 19 tahun yang memiliki hobi menari. Ia mengaku ke Ganjar akan tertarik pada program yang menampilkan kegiatan seni budaya semacam festival band atau tari.

"Saya melihat ia ini tak suka disebut Gen Z. Lebih suka disebut sebagai komunitas penyuka tari. Kita harus siap-siap. Kalau kemarin-kemarin mendesain strategi membaca kemenangan dan kekalahan dengan micro target, sekarang itu nano target atau based on community," urai Ganjar.

Ketiga adalah M. Bustomi yang akrab dipanggil Tomi, berusia 19 tahun dan sedang kuliah di jurusan Hukum Keluarga Islam di salah satu kampus di Banten. 

Ketika ditanya Ganjar apa yang diinginkan anak seusia dirinya kepada para politisi, Tomi menyebut kepastian dalam pendidikan tinggi.

"Lebihnya ke pendidikan anak muda, bagaimana bisa dari SMA lanjut bisa kuliah," kata Tomi.

"Keren lho ini," Ganjar langsung nyeletuk demikian.

Anak muda selanjutnya adalah seorang anak laki-laki yang kuliah jurusan hukum di Universitas Terbuka. 

Ia menyampaikan pendapatnya soal lapangan kerja yang perlu diperluas dan pemberantasan korupsi yang sudah mantap.

Lalu Amelia, seorang anak SMK berusia 17 tahun yang hadir bersama ayahnya ke acara itu. Ia mengaku tak dipaksa, justru memaksa diajak karena ingin melihat punya pengalaman di politik.

Saat ditanya Ganjar apa kegiatan yang paling disenangi anak seusianya? Amelia menyebut Tiktok-an, IG-an dan WA-an. Dan konten yang disenangi adalah uang joget-joget dan yang bercerita mengenai keseharian lewat platform tersebut.

Usai berbincang, Ganjar menyebutkan pilihan hadiah kepada para anak muda itu, untuk melihat konsistensi bersikap. 

Bustomi dan mahasiswa lelaki satunya konsisten memilih buku dibanding handphone, sepeda atau laptop. 

Sementara Silvia yang awalnya memilih hadiah handphone, berubah ketika ditanya Ganjar pilih handphone atau laptop. Begitu pun Amelia yang memilih laptop setelah sebelumnya memilih handphone dibanding buku.

"Yang memilih buku, sebutkan judul bukunya senilai laptop. Entah terbitan dalam negeri atau luar, sebisanya akan saya carikan," kata Ganjar.

"Untuk yang memilih laptop juga, nanti akan saya belikan," kata Ganjar seraya meminta mereka agar menemui anak buahnya yang akan mengurusi hadiah itu.

Kepada kader PDIP Banten, Ganjar mengatakan bahwa bila dahulu rumus utama kemenangan adalah turun, turun dan turun ke rakyat, kini ada penambahan tugas karena munculnya teknologi. Dan Generasi Z memakai teknologi itu, salah satunya dalam wujud media sosial.

Kata Ganjar, dari perbincangan dengan para anak muda itu, sebenarnya yang diinginkan adalah kesempatan untuk menikmati hobi. Dan sebenarnya anak-anak muda itu juga butuh pendidikan politik, namun harus disampaikan dengan konten dan gaya yang menarik.

"Ketiga, semua pakai medsos. Kalau kita jauhi medsos, kita bisa hilang," katanya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Akurat.