"(Kapok bertemu Prabowo) Enggak, semua orang kan saya terima, Pak Anies kita pengajian bareng dan lain-lain, nanti malam juga ada Pak Gubernur kan pasti kami terima, yang namanya tuan rumah juga gitu," ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa hubungan Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri harmonis jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut disampaikannya untuk membantah adanya ketidaksamaan pandangan usai bertemunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca Juga: Rakernas Ke-III Digelar pada Juni 2023, Gibran Dapat Tugas Khusus dari PDIP
Jelasnya, hubungan Megawati dengan Jokowi layaknya seorang ibu dan anak. Meskipun, ia mengeklaim adanya riak politik yang mencoba untuk memisahkan keduanya.
"Jadi itu ada riak-riak politik yang coba memisahkan antara Bu Mega dan Pak Jokowi, Pak Jokowi dan Bu Mega. Proyek-proyek politik yang mencoba memisahkan antara Bu Mega dengan Pak Jokowi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).
"Tentu dinamika politiknya terjadi sejak tahun 2015, tetapi terbukti bahwa keteguhan di dalam hubungan kedua pemimpin itu kan mampu membiarkan berbagai skenario-skenario politik yang ingin memecah-belah," sambungnya.
Menurutnya, renggangnya hubungan antara Jokowi dengan Megawati hanyalah tafsiran politik dari luar saja. Padahal, hubungan keduanya disebut sudah matang sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Pak Jokowi sendiri sudah menganggap bu mega seperti ibunya sendiri shg di dalam hubungan yg sudah dimatangkan sejak beliau menjadi wali kota, gubernur, dan kemudian menjadi presiden dua periode. Itu sudah hubungan yang sangat dalam," ujar Hasto.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan