"Saya ini cuma kader baru, muda. Dipanggil, ditegur, dihukum (apabila bertemu dengan Prabowo salah), silakan. Saya ikut," jelas Gibran.
Gibran menilai pertemuannya dengan Prabowo sebetulnya hal yang wajar. Kegiatan menjamu tamu yang berkunjung ke daerahnya, terlebih para pejabat tinggi negara, sudah merupakan kewajibannya sebagai Wali Kota Surakarta.
Ia juga memastikan bahwa pertemuan itu bukan sebagai deklarasi dukungan relawannya kepada Prabowo. Gibran mengatakan dirinya tidak ikut-ikutan karena berada di luar forum saat Ketum Gerindra melakukan orasi di depan para relawan.
Adapun keputusan para relawannya mendukung Prabowo, menurutnya, atas keinginan mereka sendiri. Gibran lebih lanjut mengatakan jika relawan terbagi menjadi dua kelompok. Sebagian akan mendukung Prabowo dan yang lainnya untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Relawan itu tidak bisa dipaksa. Relawan itu orang-orang yang kritis, objektif. Memang ada yang dukung Pak Prabowo, ada yang dukung Pak Ganjar. Kalau saya disuruh ngumpulin pendukungnya Pak Ganjar, pasti kemarin lebih banyak lagi yang datang," ungkap Gibran.
Sebelumnya diketahui, Prabowo menemui Gibran saat ada agenda ke Jawa Tengah untuk bersilaturahmi. Dalam pertemuan itu, relawan Jokowi-Gibran turut hadir dan berkata bahwa mereka mendukung 90 persen sang Ketum Gerindra sebagai capres 2024.
Saat ditanya apakah Prabowo dan Gibran cocok dipasangkan sebagai capres-cawapres, para relawan itu sebelumnya sempat berpikir. Kemudian, mereka mengatakan bahwa keduanya memiliki kecocokan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO