Di awal sambutannya, cucu Bung Karno ini menyampaikan salam hangat kepada seluruh pengurus MUI baik di pusat maupun di daerah.
"Saya, Puan Maharani, Ketua DPR Republik Indonesia mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, minal aidin walfai’idzin, mohon maaf lahir dan batin kepada segenap pimpinan Majelis Ulama Pusat dan seluruh Pimpinan MUI Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, Pimpinan dan Anggota Ormas-ormas Islam serta para Masyayikh, kiai, Ulama dan Ustadzah serta cendikiawan muslim dan hadirin sekalian," ucap Puan.
Baca Juga: Hubungannya dengan Puan Diisukan 'Panas' Gegara Capres, Ganjar: Gak Enak Hati Saya
Mantan Menko PMK ini pun mengatakan, acara halalbihalal seperti yang digelar Pimpinan Pusat MUI ini merupakan bentuk upaya mempererat tali silaturahim di Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.
Semangat kebersamaan, kata Puan, telah menyisihkan perbedaan di antara anak bangsa yang menjadikan Indonesia kokoh sebagai negara yang berbhinneka tunggal ika.
"Kembali kepada jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ditakdirkan Allah SWT menjadi bangsa yang majemuk dari berbagai macam suku, agama dan kepercayaan, ras, bahasa dan golongan namun disatukan oleh suatu semangat Bhinneka Tunggal Ika yang berdasarkan Pancasila," tutur Puan.
MUI sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengeluarkan fatwa atau hukum dalam Islam disebut telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk norma-norma hukum agama oleh para pembentuk undang-undang.
"MUI menjadi salah satu pilar bangsa yang membawa keharmonisan bagi Indonesia. Puan juga meyakini MUI memiliki peran besar bagi tercapainya semangat persatuan nasional," ujar perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR ini.
Seluruh tamu undangan juga mendengar ceramah kunci dari Menkopolhukam, Mahfud MD. Menko Mahfud mengatakan, bahwa dalam Islam tuntutan untuk bersatu adalah sesuatu yang penting sebagaimana dijelaskan dalam beberapa dalil.
"Sebenarnya manusia itu dulunya satu, lalu Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan," ujar Mahfud mengutip salah satu ayat Al Qur’an.
Dalam konteks Indonesia,anjut Mahfud, ummat yang kemudian diterjemahkan sebagai bangsa Indonesia itu memiliki geopolitik masing-masing sebagaimana konsep Bung Karno.
"Dalam konteks itulah, kita perlu membangun solidaritas, misalnya untuk menyongsong Pemilu, untuk merajut dan membangun bangsa," ijar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI itu.
Setelah sambutan dari MUI dan pidato kunci dari Menko Polhukam, acara halal bi halal ini diisi dengan agenda tausiyah oleh KH. Anwar Iskandar dari Nahdlatul Ulama dan KH. Sa’ad Ibrahim dari Muhammadiyah.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO