Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah mengaku dirinya menjadi saksi gambaran seorang Prabowo Subianto kala muda, yaitu kiprahnya di zaman orde baru.
Ia menampik penilaian publik soal Ketua Umum Partai Gerindra itu yang dianggap berkhianat. Menurutnya, Prabowo adalah sosok yang tak sepenuhnya menjadi bagian dari kekuasaan.
Baca Juga: Nahdlatul Ulama Tak Bisa Lepas dari Politik Indonesia
“Banyak orang keliru tentang Prabowo, jadi manusia yang berada di tengah sejarah itu, karena sisinya banyak, akhirnya menjadi kontroversi,” ujar Fahri, dikutip dari kanal YouTube Total Politik, Selasa (16/5/2023).
“Macam-macam sebenarnya, kalau dipakai sebagai alat politik bisa dia diasosiasikan dengan kekuatan jahat, kan bisa begitu ya,” lanjutnya.
Ia sendiri seringkali berjumpa dengan Prabowo saat dirinya aktif menjadi mahasiswa dengan mengikuti sejumlah pergerakan kebangsaan.
Baca Juga: Musra Relawan Jadi Media Berpolitik yang Dimanfaatkan Jokowi
“Karena saya sendiri ada pintunya bersama prabowo, karena setelah mendengar pidato dari sahabatnya pak Prabowo, saya bertemu pak prabowo berkali-kali di kemang, di rumah pribadinya, sampai larut malem ngomong aja,” kata Fahri.
Kendati seorang jenderal, menurutnya, Prabowo mampu berdiskusi secara terbuka dengan siapapun. Ditambah lagi, Capres usungan Gerindra itu juga memiliki cara berpikir yang kritis ketika berdiskusi.
“Artinya dia ini orang dalam tapi berdiskusi sebagai jenderal tentunya, dia mendiskusi, memetakan keadaan. Sehingga dia nggak bisa dianggap murni bagian dari kekuasaan,” ungkap Fahri.
Baca Juga: Relawan Jokowi Gelar Musra, Gerindra: Jadi Penambah Vitamin untuk Menangkan Prabowo
“Karena dia punya sisi kritikalnya, pada waktu itu kan kekuataan orba sangat kuat. Tapi kalau ada orang dalam jantung orde baru itu sendiri yang punya pandangan lain itu bisa mengubah kita,” tandasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan
