Pendakwah Habib Bahar bin Smith ditembak orang tidak dikenal pada Jumat (13/5) malam. Habib Bahar meninggalkan wasiat untuk para pengikutnya.
Pasca insiden penembakan, Habib Bahar mendapatkan luka di sekitar perutnya. Hasil visum belum keluar, sehingga polisi belum dapat menjelaskan lebih lanjut terkait kondisi dan penyebab luka yang diderita Habib Bahar.
Baca Juga: Musra Relawan Jadi Media Berpolitik yang Dimanfaatkan Jokowi
Sebelum terjadi insiden penembakan, Habib Bahar membuat pengakuan mengejutkan yang diungkapkan dalam sebuah acara pengajian. Habib Bahar mengaku menerima ancaman pembunuhan.
Habib Bahar pun membuat wasiat kepada para pengikutnya.
“Saya wasiatkan, andaikan saya mati, andaikan saya tidak ada. Berjuanglah kalian terhadap api-api yang selama ini saya nyalakan,” terang Habib Bahar.
Wasiat Habib Bahar itu dikemukakan karena mengaku menerima ancaman pembunuhan. Dia menduga ancaman pembunuhan itu dialamatkan kepadanya, karena hukuman penjara sudah tidak mempan bagi dirinya.
Baca Juga: Nahdlatul Ulama Tak Bisa Lepas dari Politik Indonesia
“Hukuman penjara sudah tidak berlaku, karena percuma. Kalau pun saya mati, seperti kecelakaan atau diracun, akan dibuat seakan-akan terkena penyakit jantung, padahal diracun,” papar Habib Bahar.
Polisi kini mendalami dan mekalukan penyelidikan kasus penembakan Habib Bahar. Sebagai tindak lanjut laporan kasus penembakan tersebut, pihak kepolisian telah melakukan oleh TKP dan akan melanjutkan pengusutan kasus penembakan Habib Bahar dengan memeriksa saksi-saksi.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim TompoI membeberkan akibat penembakan tersebut, Habib Bahar mengalami luka di perut.
Baca Juga: KPK Cekal Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono ke Luar Negeri
Kendati demikian, ia tak bisa menjelaskan lebih rinci mengenai kondisi Habib Bahar saat ini, terlebih tak ada saksi yang melihat saat peristiwa itu terjadi.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024