Menu


Menurut Penelitian, Pemilih Perempuan Rentan Terkena Politik Uang

Menurut Penelitian, Pemilih Perempuan Rentan Terkena Politik Uang

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.

Konten Jatim, Jakarta -

Berdasarkan hasil penelitian Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, pemilih perempuan rupanya rentan terkena politik uang

Hal ini dikemukakan Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Baca Juga: SMRC: 72% Rakyat Ingin Sistem Proporsional Terbuka di Pemilu 2024

Selain kurangnya literasi mengenai regulasi kepemiluan serta edukasi politik, menurut dia, alasan lain karena pemilih perempuan memang cenderung tetap menerima uang itu meskipun mengetahui bahwa politik uang dilarang.

Dalam penelitian bertajuk "Money Politics and Regression of Democracy: Women Voters Vulnerability in Transactional Politics (Case Study of 2020 Regional Elections In Indonesia)" itu, Neni terlebih dahulu melakukan pra-riset pada April – Mei 2021.

Dalam tahapan pra-riset, penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menguji teori disonansi kognitif dengan melibatkan populasi yang memiliki karakteristik yang ditentukan olehnya untuk melihat kebenaran mengenai pemilih perempuan yang selalu menjadi objek dalam politik uang dari kandidat kepala daerah.

Berikutnya, riset dilakukan pada Juni - Desember 2021 dengan pendekatan campuran, yaitu menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tersebut lalu dipaparkan oleh Neni dalam acara "9th World Conference on Woman’s Studies 2023" di Bangkok, Thailand, Kamis (11/5/2023) hingga Jumat (12/5/2023).

Baca Juga: Pemilu 2024, PSI Targetkan Perolehan Kursi DPRD DKI Jakarta Naik 100 Persen

Lebih lanjut, berdasarkan penelitian itu, Neni lantas mengategorikan pemilih ke dalam lima tipe. Pertama, pemilih yang menikmati politik uang. Kedua, pemilih yang menolak politik uang, tetapi menerima politik uang. Ketiga, pemilih yang menolak politik uang dan menghindarinya, tetapi tidak mau melaporkan.

Berikutnya, pemilih menolak politik uang dan mau melaporkannya. Kelima, pemilih yang menyaksikan politik uang dan mengetahui informasi serta berani melaporkan.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Akurat.