Menu


Drone Emprit Ungkap Buzzer Medsos Masih Gunakan Istilah Cebong dan Kadrun

Drone Emprit Ungkap Buzzer Medsos Masih Gunakan Istilah Cebong dan Kadrun

Kredit Foto: Pexels/Pixabay

Konten Jatim, Jakarta -

Penggunaan istilah 'cebong' dan 'kadrun' di media sosial hingga kini masih tinggi. Hal tersebut menurut penelitian Drone Emprit.  

Menurut Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, dalam diskusi bertajuk 'apakah politik identitas masih relevan dalam kampanye Pemilu 2024 di media sosial?' di Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, dua diksi itu digunakan oleh para pendengung atau buzzer.

Baca Juga: PDIP Nyatakan Suami-Istri Tak Diizinkan untuk Beda Partai

"Ini saya perhatikan dari kalangan buzzer mereka sengaja pertahankan (istilah 'cebong' dan 'kadrun')," kata Ismail, mengutip Republika, Jumat (12/5/2023).  

Ismail menjelaskan masih digunakannya istilah tersebut bertujuan untuk memecahkan publik. Selain itu politik identitas juga masih banyak digunakan untuk menyerang lawan politik. 

"Tapi kalau misalnya untuk mem-promote calonnya sendiri menggunakan politik identitas, kayaknya makin enggak laku," ujarnya. 

Ia mencontohkan pada Pilpres 2019 lalu kandidat calon presiden masih berani menyatakan bahwa mereka didukung kelompok 212. Saat ini justru kandidat yang didukung oleh kelompok tersebut akan diserang.

"Calon ini kan didukung oleh kelompok tertentu, otomatis persepsi politik identitas yang negatif itu akan nempel di calon tadi. Jadi itu masih digunakan dalam konteks untuk menyerang lawan," jelasnya. 

Namun, menurut Ismail, uniknya sejumlah tim sukses kini mulai cerdas dengan masuk ke dalam kelompok hobi dan olahraga di media sosial. Di dalam kelompok tersebut mereka tidak bicara soal politik. Mereka akan mulai masuk melalui gagasan ketika menjelang pilpres. 

"Jadi dia masuk lewat gagasan, lewat program dan suatu saat bisa dibelokkan," tambahnya.

"Kita mendorong kalau bisa model-model seperti ini sehingga kita tuh nggak dipisahkan dengan identitas cebong kampret, tetapi karena kita punya skill, jadi mereka harus memberikan manfaat, dalam proses itu memberikan manfaat yang besar mensupport kelompok-kelompok niche ini," pungkasnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.