Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin diketahui kalah oleh pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno di Sulawesi Selatan pada Pilpres 2019 lalu.
Dalam hasil penghitungan suara, pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin memperoleh 2.117.591 suara, sementara Prabowo - Sandiaga memperoleh 2.809.393 suara. Prabowo menang atas Jokowi dengan selisih 691.802 suara.
Perolehan suara kedua pasangan ini dari 5.025.189 pemilih yang berikan suara. Suara yang dinyatakan sah sebanyak 4.926.984. Suara yang batal atau tidak sah, 98.205 suara.
PDIP Sulsel tak ingin kekalahan pilpres 2019 di Sulsel terulang di 2024 mendatang. Ketua Ideologi dan Kaderisasi PDIP Sulsel Iqbal Arifin menyampaikan, PDIP punya jargon bagaimana kekuasaan direbut dengan konstitusional.
Baca Juga: Anies Serang Jokowi Soal Subsidi Mobil Listrik, Guntur Romli: Munafik
“Tapi tidak sekadar jargon aja. Ada perangkat yang harus konsisten dengan itu. Tentu saja yang melaksanakan itu ke depan itu adalah petugas partai,” tuturnya di Meja Redaksi Harian Fajar, dalam bincang pemenang Pilpres 2024 di Sulsel, yang ditayangkan di YouTube Harian Fajar, Kamis (11/5/2023).
Jika berbicara Pilpres di Sulsel, semua sudah di-storming untuk semua kader-kader partai yang ada di Sulsel untuk bagaimana memenangkan calon presiden ke depan.
“Tentu saja tahap selanjutnya kita akan berkolaborasi dengan relawan-relawan atau pendukung-pendukung dari calon presiden,” ungkapnya.
Menurutnya, budaya di masyarakat Sulsel sebagian daerahnya cenderung menjunjung tinggi identitas. Dia mencontohkan Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu daerah di mana PDIP kalah telak.
“Kita kemarin di Bulukumba terus terang aja kalah total karena memang itu tadi faktanya. Jadi bagi kami hanya persoalan manajerialnya saja. Manajerialnya ya ke depan tentu saja kemarin itu di periode kedua Jokowi,” tutur Iqbal.
Padahal, pada pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) memenangi Pilpres dengan perolehan suara 71,41 persen atau sebanyak 3.037.026 suara. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta meraih suara 1.214.857 atau 28,59 persen.
Adapun jumlah pemilih di Sulsel saat itu sebanyak 6.317.641 orang. Jumlah suara sah sebanyak 4.251.883 dan suara tidak sah sebanyak 22.732. Menurutnya, hal ini juga tidak terlepas dari faktor JK yang menjadi representatif dari Indonesia Timur.
“Nah inilah yang kita akan coba susun kembali bagaimana strategi yang efektif untuk memenangkan calon kita tentu saja nanti kita berharap wakilnya itu ya, bukan bilang bahwa kita maunya orang Sulsel, tapi dia bisa acceptable, bisa diterima di masyarakat Sulawesi Selatan,” tandasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024