World Health Organization (WHO) akhirnya menyatakan bahwa status darurat pandemi Covid-19 tak lagi terjadi. Status darurat pandemi ini pun dicabut.
Meski begitu, Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri meminta masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menyepelekan Covid-19 karena menurutnya keadaan bisa berubah dengan dipengaruhi banyak hal.
“Saya katakan ke depannya ancaman itu tetap ada. Karena memang perubahan iklim, dan lain-lain, itu sangat kompleks sekali. Ancaman itu tentu akan bisa kita hadapi ketika pembelajaran yang selama 3 tahun belakangan ini memang benar-benar dipahami oleh masyarakat,” kata Defri saat dihubungi ANTARA, Selasa.
“Kita melihat bahwa dari evaluasi yang dilihat secara global maupun juga emergencynya mungkin sudah bisa diputuskan untuk berakhir. Tapi tentu bagaimanapun ancaman dan juga yang paling penting pembelajaran pada masa pandemi 3 tahun terakhir itu yang paling penting untuk menghadapi ancaman ke depan,” imbuhnya.
Baca Juga: Sang Istri Kena Covid-19, Anies Baswedan Batal Gelar Halalbihalal dengan Relawan
Defri mengatakan bahwa meskipun status darurat pandemi COVID-19 telah resmi berakhir, masyarakat tetap harus cerdas dalam melihat informasi dan melakukan adaptasi. Sehingga apabila ke depannya muncul ancaman baru, masyarakat pun tidak mudah panik dan bisa mengatasinya dengan baik.
Selain itu, Defri juga berharap agar epidemiolog dan seluruh bidang ilmu lain tetap bersinergi untuk menghadapi ancaman penyakit-penyakit yang sifatnya menular di kemudian hari.
“Kalau dari dulu, pentingnya bagaimana perubahan perilaku atau adaptasi terkait dengan bagaimana kita cerdas dalam menghadapi ini, saya yakin juga tidak akan serumit ini. Pembatasan-pembatasan pun tidak akan sampai berjilid-jilid, ketika masyarakatnya dibangun cerdas beradaptasi terhadap pandemi ini,” ujarnya.
“Memang kita harus cerdas melihat informasi dan melakukan adaptasi. Kemudian epidemiolog atau bidang ilmu yang lain juga perlu bersinergi dalam memahami bagaimana dinamika dan termasuk juga model transmisi terhadap ancaman penyakit-penyakit menular yang sifatnya infeksius ke depan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Defriman juga mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker di tempat-tempat tertentu. Hal ini bertujuan agar masyarakat tetap terlindungi kesehatannya.
“Masker yang digunakan itu kan sebenarnya upaya pencegahan agar memang secara dini atau personal equipment yang bisa melindungi kita, mencegah terjadinya transmisi. Nah transmisi yang dilihat adalah penularan dari orang ke orang melalui droplet ini,” terang Defri.
Baca Juga: Dinkes: Ada Dua Kasus Covid-19 Arcturus di Jakarta!
“Kalau dengan model penyakit dan infeksi dengan jalur penularan yang sama, tentu masker akan lebih efektif dalam mencegah itu. Pertanyaannya adalah ancaman ke depan apakah penularannya juga melalui droplet? Jadi saran saya, apakah penting atau tidak, ya makanya harus cerdas,” lanjutnya.
Terakhir, Defri mengatakan bahwa masyarakat perlu mengingat bahwa semakin banyak berinteraksi maka mutasi virus akan mungkin terjadi. Sehingga, tidak ada salahnya apabila masyarakat tetap menjaga diri meskipun status darurat COVID-19 telah berakhir.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO