"Seperti masa itu, kita pun sekarang merasa living years dangerously atau hidup pada tahun-tahun bahaya," jelasnya.
Dia menyebutkan Polri harus mampu mengungkap dalang yang bermain di balik layar.
"Sayang pelakunya tidak dapat diinterogasi karena meninggal atau dianggap gila. Kok, orang-orang gila bisa beramai-ramai merusak tempat ibadah ya?" pungkas Din Syamsudin.
Baca Juga: Pelaku Penembakan di Kantor MUI Ternyata Sering Berdakwah dan Mengaku Nabi
Sebelumnya, Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terletak di Jalan Prolamasi, Jakarta Pusat, Selasa (2/5), ditembak orang tak dikenal.
Peristiwa penembakan itu dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin.
"Betul, masih kami dalami," kata Komarudin.
Baca Juga: Pelaku Penembakan di Kantor MUI Seorang Petani dan Kirim Surat Ancaman Dua Kali
Komarudin yang sudah berada di TKP menerangkan pelaku meninggal dunia.
Mengenai alasan pelaku penembakan meninggal, Komarudin belum bisa menjawab. "Saya cek dulu," tambah dia.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024