Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda menilai kecil kemungkinan Partai Golkar dan PAN berkoalisi berdua saja untuk mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024, meskipun keduanya telah memenuhi presidential threshold 20 persen.
Hal ini menyusul Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan mitra koalisi mereka di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang telah resmi mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"PAN dan Partai Golkar itu tanpa PPP pun sebenarnya cukup untuk mengusung pasangan capres cawapres karena melampaui 20 persen lebih dari perolehan kursi parlemen mereka, tapi kita tentu tidak yakin (keduanya bakal usung capres dan cawapres sendiri)," kata Hanta Yuda dari kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Konten Jatim pada Minggu (30/4/2023).
Baca Juga: Manuver Lincah Golkar Usai Pencapresan Ganjar Disorot, Tinggalkan KIB Merapat ke Demokrat?
Hanta menilai, koalisi Golkar-PAN kecil kemungkinan mengusung pasangan capres dan cawapres tersendiri, lantaran kata dia, kedua partai tersebut tak memiliki figur capres dengan elektabilitas yang kuat.
"Kecil kemungkinan mereka akan berkoalisi berdua saja, kenapa, karena tidak ada figur capres," ucap pengamat politik tersebut.
Variabel yang paling penting untuk mengusung capres, tutur Hanta, adalah persoalan elektabilitas yang moncer dari figur yang akan diusung.
Sebagai contoh ia menyebut bacapres KPP Anies Baswedan dan bacapres PDIP Ganjar Pranowo yang masing-masing punya elektabilitas yang cukup tinggi, sehingga membuat keduanya diusung sebagai capres.
"Kalau kita perhatikan, sekarang pembentukan peta koalisi itu salah satu variabel yang paling penting itu berpusarnya di elektabilitas capres," tutur Hanta.
"Kita lihat ketika Anies dideklarasikan karena Anies punya elektabilitas yang potensial. PDIP katanya Puan atau Ganjar, tetap Ganjar karena elektabilitas," bebernya.
Maka dengan adanya berbagai dinamika atau pertemuan-pertemuan elite politik yang terjadi, apabila muncul poros ketiga selain Anies dan Ganjar, maka kata Hanta yang dicalonkan adalah Prabowo Subianto, sebab dirinya punya elektabilitas yang juga moncer.
"Kita sudah sangat tidak terlalu sulit memprediksi akan muncul capres yang ketiga, kalau terjadi poros yang ketiga ya yang elektabilitasnya paling tinggi juga di tiga nama itu yaitu Prabowo Subianto," terangnya.
Baca Juga: PPP Temui PDIP Hari Minggu, Tanda KIB Akan Retak?
Sebelumnya, PPP secara resmi mengumumkan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) yang diusung di Pilpres 2024. Nama itu diumumkan berdasarkan hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) yang sebelumnya digelar oleh PPP.
Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Plt Ketua Umum DPP PPP M Mardiono di Kediamannya di Sleman, Yogyakarta. Terlihat turut mendampingi Sekjen PPP Arwani Thomafi, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurziy, hingga Waketum PPP Amir Uskara dan jajaran elite PPP lainnya.
Menurutnya, keputusan ini diambil udai pihaknya melaksanakan beberapa kegiatan partai selama tiga hari dilanjutkan dengan rapat pimpinan nasional dari 23 sampai 25 April 2023.
Nama Ganjar bukanlah nama baru buat PPP, pasalnya PPP pernah mendukung Ganjar juga sebagai Gubernur Jawa Tengah di Pilkada Jawa Tengah. Bersamaan dengan pasangannya kala itu yakni Taj Yasin.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan