Menu


Manuver Lincah Golkar Usai Pencapresan Ganjar Disorot, Tinggalkan KIB Merapat ke Demokrat?

Manuver Lincah Golkar Usai Pencapresan Ganjar Disorot, Tinggalkan KIB Merapat ke Demokrat?

Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Konten Jatim, Jakarta -

Manuver Partai Golkar disorot usai mitra koalisinya yakni PPP resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024. Hal itu, menurut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, ada di luar batas.

Sebab, dijelaskannya, KIB sejak awal telah berkomitmen untuk tidak mencampuri urusan internal partai politik lain. Lalu, keputusan PPP mengusung Ganjar, menurutnya merupakan bagian dari internal PPP yang seharusnya tidak diturutcampuri.

Sementara itu, PAN juga sudah memberi sinyal kemungkinan ikut mengusung Ganjar. Hal ini diketahui dari pernyataan ketumnya, Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengucapkan selamat kepada Ganjar dan mengaku siap bekerja sama dengan PDIP.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Bertemu SBY-AHY di Cikeas, Golkar Sebut Punya Tujuan yang Sama Ini

Lantas, apakah Partai Golkar akan meninggalkan KIB? Menilik dari aktivitas terkini ketumnya, ia sempat menemui pihak Demokrat yang mengusung capres Anies. Ia juga diketahui kerap bertemu dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.

Bertemu SBY dan AHY

Airlangga Hartarto dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar pertemuan tertutup di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (29/4/2023). Mereka diketahui mengungkit kerja sama kedua partai di era pemerintahan Presiden SBY.

Lebih lanjut, Airlangga tidak menutup peluang partainya akan bergabung dengan koalisi lain. Sebab, dikatakannya, perlu kerjasama antar partai jika persoalan yang sedang dihadapi Indonesia, ingin selesai.

"Yang ingin kita bangun karena Indonesia adalah negara besar. Tidak mungkin satu partai politik bisa menyelesaikan semua persoalan di negeri ini, kita harus bersama-sama," ujar Airlangga kepada wartawan seusai pertemuan tersebut.

Ia juga sepakat bahwa pemilu bukan The Winner Takes It All (pemenang bisa mengambil semuanya). Sebab, dikatakannya, Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila. Di mana mengharuskan semua partai bekerja sama demi pembangunan negeri.

"Partai Golkar dan Partai Demokrat sepakat bahwa pemilu itu bukan The Winner Takes It All. Kita demokrasi pancasila, jadi siapa pun yang menang mari bersama-sama membangun negeri," kata Airlangga lagi.

Baca Juga: Setia Dukung Istana, Pengamat Sebut Golkar dan PAN Mustahil Jadi Lawan Tanding PDIP

AHY sendiri menjawab soal kemungkinan Golkar akan bergabung dengan Koalisi Perubahan. Hal ini, katanya, bisa saja terjadi apabila memiliki tujuan yang sama, yakni membuat perubahan bagi Indonesia agar ke depannya menjadi lebih baik.

"Kalau ditanya apakah kemudian bisa saling bergabung, semua sangat mungkin kalau tujuannya baik dan bersama-sama kita ingin melakukan perbaikan terhadap situasi negeri ini," ujar AHY kepada wartawan di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (29/4/2023).

Temui Prabowo

Juru Bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya, mengatakan bahwa Airlangga bersama Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie sudah bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal ini bisa menjadi langkah politik Golkar kedepannya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Suara.com.