Hari Buruh menjadi hari libur penting di Uni Soviet dan di negara-negara blok Timur, dengan parade terkenal, termasuk satu di Lapangan Merah Moskow yang dipimpin oleh pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis, merayakan pekerja dan memamerkan kekuatan militer Soviet.
Dan di Jerman, Hari Buruh menjadi hari libur resmi pada tahun 1933 setelah kebangkitan Partai Nazi. Ironisnya, Jerman menghapus serikat pekerja bebas sehari setelah menetapkan hari libur, hampir menghancurkan gerakan buruh Jerman.
Dengan pecahnya Uni Soviet dan jatuhnya pemerintahan komunis di Eropa Timur pada akhir abad ke-20, perayaan Hari Buruh berskala besar di wilayah itu semakin berkurang maknanya.
Baca Juga: Demonstrasi Partai Buruh Besar-Besaran Hari Ini, Nuntut Apa Saja?
Namun, di berbagai negara di seluruh dunia, Hari Buruh Internasional telah diakui sebagai hari libur nasional dan terus dirayakan dengan berbagai macam cara sambil dijadikan sebagai kesempatan untuk demonstrasi dan aksi unjuk rasa untuk mendukung pekerja.
Hari Buruh di Indonesia
Sementara itu, Indonesia sendiri sudah memperingati Hari Buruh sejak 1920 lalu. Namun, penetapan Hari Buruh Internasional sebagai libur nasional baru ditetapkan pada 2013 di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penetapan ini baru berlaku pada 2014 jelang pergantian presiden. Pada 1 Mei 2014, kali pertama masyarakat Indonesia menikmati Hari Buruh Internasional sebagai libur nasional.
Layaknya negara-negara lain, para buruh kerap mengadakan demonstrasi atau aksi untuk meminta pemerintah meningkatkan kesejahteraan buruh. Aksi ini tidak jarang diikuti sampai dengan ratusan ribu buruh per tahunnya dan tersebar di banyak wilayah.
Baca Juga: Partai Buruh Tolak Kebijakan Parliamentary Threshold
Meskipun begitu, umumnya aksi berlangsung dengan damai dan nyaris tanpa ada kekerasan. Beberapa kali juga aksi yang dilangsungkan dibarengi dengan parade atau atraksi, menunjukkan bahwa para buruh beraksi dengan damai.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO