Masyarakat dunia digegerkan setelah mendengar kabar sekte sesat di Kenya yang memakan hampir ratusan korban dan jumlah tersebut kian bertambah dari hari ke hari. Peristiwa ini mendapat atensi dari publik internasional.
Belum ada informasi pasti mengenai sejak kapan sekte sesat di Kenya ini berjalan. Yang jelas, peristiwa ini sudah terlanjur menyebabkan terlalu banyak korban jiwa sampai-sampai Presiden Kenya sendiri yang harus turun tangan menyelesaikan masalah.
Menyadur Suara.com dan beberapa sumber lain pada Jumat (24/4/2023), berikut informasi mengenai apa yang sudah diketahui dari sekte sesat di Kenya sejauh ini.
Sekte Sesat di Kenya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, belum diketahui pasti kapan sekte sesat ini bermula. Namun, ada dugaan bahwa sekte sesat ini sudah berlangsung cukup lama, namun baru terekspos belakangan ini setelah memakan korban jiwa.
Adalah Good News International Church yang menjadi “biang kerok” dari ajaran sesat ini. Dipimpin oleh Paul Mackenzie Nthenge, sosok ini mengajarkan hal yang tidak benar mengenai keagamaan sampai-sampai menyebabkan orang meninggal.
Paul Mackenzie Nthenge memberitahukan para jemaah gereja untuk tidak makan dalam jangka waktu lama agar mereka bisa bertemu dengan tuhan mereka, Yesus Kristus. Akhirnya, banyak orang yang mengikuti hal tersebut dan berujung pada kematian mereka.
Disebutkan bahwa dunia ini sudah mendekati hari akhir sehingga tidak ada gunanya untuk menetap di dunia fana ini. Jadi, alangkah baiknya jika mereka segera “pergi” dari sini.
Dampaknya, per artikel dipublikasikan, jumlah korban meninggal mencapai 98 orang. Korban diprediksi masih akan terus bertambah di kemudian hari. Mirisnya, disebutkan bahwa korban mayoritas merupakan anak-anak.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024