"Bila Prabowo tidak memberi jatah cawapres, ada peluang Golkar juga berlabuh ke PDIP. Jadi, bolanya ada pada Prabowo apakah ia realistis mau memberi jatah cawapres kepada Airlangga," ujarnya.
Sementara PAN berpeluang juga berlabuh ke PDIP. Terlebih jika Erick Thohir diberi mandat berduet dengan Ganjar Pranowo. Tak hanya itu, PAN juga disinyalir sangat bergantung dengan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ketum KIB Bertemu Usai PPP Deklarasi Dukung Ganjar, Ini Pembicaraannya
"Kalau Jokowi meminta PAN ke PDIP, PAN tak akan punya keberanian untuk menolaknya. Karena itu, ada kemungkinan dari KIB hanya Golkar yang akan bergabung ke KIR selama mendapat jatah cawapres," ucapnya menambahkan.
Mantan dekan Fikom IISIP Jakarta itu berpendapat bahwa pilihan Golkar dan PAN tentunya akan mengorbankan Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang selama ini sangat berharap menjadi cawapres Prabowo. Namun, selama Muhaimin mendapat kompensasi, ada peluang PKB tetap bertahan di KKIR.
Langkah politik PKB juga bergantung dari arahan Jokowi. Kalau Jokowi meminta PKB gabung ke PDIP, maka Muhaimin tak akan punya keberanian menolaknya. Sebab, Muhaimin tampaknya secara politis sudah tersandera oleh Istana.
"Namun demikian, bila PKB gabung ke PDIP, Gerindra dan Golkar sudah lebih dari cukup untuk mengusung Prabowo dan Airlangga. Karena itu, hal terjelek Gerindra kemungkinan akan berkoalisi dengan Golkar," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024