Sedangkan yang tidak tahu kasus Formula E memilih Ganjar 39 persen, Prabowo 32 persen dan Anies 29 persen.
"Ada kecenderungan orang yang tahu itu berhubungan dengan Ganjar, dengan pilihan terhadap Ganjar. Yang tidak tahu cenderung dengan Prabowo dan Anies," ujar Saiful.
Namun jika soal keyakinan di Formula E terjadi korupsi, jumlahnya 64,8 persen, maka 60 persen di antaranya memilih Ganjar, 27 persen memilih Prabowo dan 13 persen memilih Anies. Sebaliknya, yang tidak yakin ada korupsi dalam kasus Formula E ada 35,2 persen. Dari jumlah itu, 24 persen yang memilih Ganjar, 31 persen memilih Prabowo dan 45 persen memilih Anies.
Baca Juga: Curhat Anies Baswedan: Matahari yang Terang Itu, Kini Mulai Meredup Terbenam
"Ada perbedaan signifikan bahwa keyakinan di sana ada korupsi memperkuat pilihan kepada Ganjar dan sebaliknya memperlemah dukungan terhadap Anies," jelas Saiful.
"Prabowo netral, tidak masuk dalam diskusi, diskursus Formula E. Formula E ini pertarungan antara pendukung Ganjar dengan Anies," tambahnya.
Akan tetapi, Saiful menggarisbawahi bahwa basisnya hanya sekitar 21 persen. Namun mayoritas dari yang tahu itu yakin dalam kasus Formula E tersebut terdapat korupsi.
Baca Juga: Anies Ngaku Kalah Sumber Daya dari Prabowo dan Ganjar, Strategi Tarik Simpati Parpol?
Intinya adalah isu ini penting secara politik, secara elektoral. Oleh karena itu, yang berkepentingan agar isu ini tidak negatif terhadap calon berharap ini tidak menyebar luas. Sedangkan yang berkepentingan agar mengurangi calon, maka akan memperbesar isu tersebut.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024