Ia kemudian mengungkit ketika Pilkada DKI Jakarta 2017 bahkan ada seseorang yang meninggal tidak boleh dishalatkan karena perbedaan pilihan gubernur. Hal ini merupakan dampak dari politik identitas.
"Masa cuma karena perbedaan memilih gubernur, seseorang yang meninggal tidak boleh dishalatkan di masjid dan itu terjadi beneran. Apa itu? Itu kan artinya ada masyarakat yang kehilangan rasionalitas dan itu nyata dampak dari politik identitas, sampai hari ini," jelas Butet.
"Inilah yang saya khawatirkan tetep akan digunakan ketika seseorang ingin terpilih jadi pemimpin bangsa," pungkas Butet.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024