Geger di jagat maya adanya pondok pesantren yang menggelar salat Id yang berbeda dari syariat Islam. Hal ini bermula dari unggahan tim medsos Pesantren Al Zaytun.
Ponpes yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu diketahui punya tata cara salat Id yang cukup berbeda, menampakkan para jemaah berbaris dalam saf yang cukup lebar antara satu dan lainnya.
Yang lebih kontroversial lagi, unggahan itu juga memuat adanya perempuan di antara saf laki-laki. Hal ini dinilai melanggar tata cara salat yang diatur dalam hukum Islam. Tak heran, publik gencar mencari informasi terkait pondok pesantren yang satu ini.
Baca Juga: Ponpes Al-Zaytun Indramayu Adakan Salat Ied Berbeda, MUI Minta Polisi Selidiki
Mengutip Suara.com, Pesantren bernama resmi Mahad Al Zaytun itu bertempat di Mekarjaya, Alzaytun. Pesantren ini pertama kali diresmikan pada 1 Juni 1993, bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1413 H oleh ‘bangsa Indonesia’.
Adapun Al-Zaytun telah tergabung dalam Yayasan Pesantren Indonesia (YPI). Menurut klaim pengelola, Al Zaytun dimiliki oleh umat Islam bangsa Indonesia dan umat bangsa lain di dunia, timbul dari umat, oleh umat, dan untuk umat.
Baca Juga: Keluarga Ganjar Pamer Asuh Ponpes, Loyalis Anies: Mulai Dah, Politik Identitas
Menurut laman resminya, Pesantren Al-Zaytun berasaskan motto “Al-Zaytun Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi.”
Pesantren ini disebut Martin Van Bruinessen dalam bukunya (2008) sebagai pesantren besar dan terkenal di Indonesia. Jumlah santri ponpes ini mencapai ribuan orang dan pesantren ini menawarkan pendidikan Islam ajaran salafiyah, serta mempromosikan pengamalan syariah ketat.
Namun, Van Bruinessen juga menyebut pesantren ini punya hubungan kontroversial dengan gerakan radikal NII palsu. Beberapa pengurus pesantren ini juga diduga terlibat dengan NII.
Baca Juga: Pengasuh Ponpes Bumi Shalawat Matangkan Prabowo-Cak Imin untuk Maju Pilpres 2024
Peneliti Umar Abduh (2002) juga membahas peran Pesantren Al Zaytun dalam gerakan NII dan isu terkait gerakan ini, dalam buku investigasinya. Menurut Abduh, Al Zaytun diduga salah satu pusat gerakan NII yang mengajarkan ideologi radikal dan berbahaya.
Umar Abduh juga mengangkat kasus pelecehan seksual oleh pimpinan pesantren yang merugikan para santri wanita di bawah umur.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan