Menu


Sulfikar Amir Sebut Kata Polarisasi Semakin Banyak Disalahgunakan

Sulfikar Amir Sebut Kata Polarisasi Semakin Banyak Disalahgunakan

Kredit Foto: YouTube/Total Politik

Konten Jatim, Depok -

Profesor Nanyang Technological University Sulfikar Amir menyebut bahwa semakin hari, banyak masyarakat yang semakin banyak menyalahgunakan kata “polarisasi”. Padahal, menurutnya polarisasi memiliki dampak yang lebih besar dari itu.

Penjelasan ini diungkapkannya dalam video YouTube Total Politik, disadur pada Rabu (19/4/2023). Menurut Sulfikar Amir, polarisasi politik tidak hanya sekadar perbedaan akan pandangan politik saja, melainkan lebih besar dari itu.

“Banyak orang di Indonesia menggunakan itu secara semena-mena. Mereka menggunakan istilah itu hanya ketika mereka melihat adanya 2 kubu yang kemudian saling berantem dan sebagainya langsung disebut polarisasi,” terang Sulfikar Amir.

Baca Juga: Dedek Prayudi: Polarisasi Politik Akan Menguat Memasuki Kampanye Pemilu 2024

Menurutnya, kata polarisasi bisa saja digunakan dengan cara seperti itu jika dipakai oleh orang awam. Namun, jika digunakan oleh akademisi atau pakar yang paham akan “polarisasi”, mereka seharusnya tahu kalau polarisasi tidak sekedar perbedaan pendapat soal politik saja.

“Polarisasi di dalam kaidah akademis maksudnya kita bicara tentang satu fenomena yang sifatnya itu relatif permanen ya, sama seperti kohesi sosial,” lanjut Sulfikar Amir.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman