Menu


Sederet Surat Makkiyah Menurut Riwayat Ibnu Abbas

Sederet Surat Makkiyah Menurut Riwayat Ibnu Abbas

Kredit Foto: Pexels/Tayeb MEZAHDIA

Konten Jatim, Jakarta -

Surat Makkiyah perlu dibedakan dengan Surat Madaniyah karena diturunkan dalam dua periode yang berbeda, yakni sebelum Rasulullah SAW hijrah dan sesudahnya.

Dalam metode penentuan Makkiyah-Madaniyah dari ayat-ayat Al-Qur’an, laman Islam Nahdlatul Ulama (NU) Online sebagaimana disebutkan As-Syutuhi, ada dua metode, yakni metode naqli dan qiyasi.

Metode naqli bertumpu pada riwayat para sahabat. Sementara itu, metode qiyasi berumpu pada kajian logis dan ijtihad.

Baca Juga: Apa Itu Surat Makkiyah? Ini Penjelasan dan Ciri-Cirinya

Dijelaskan As-Zarqani, riwayat para sahabat digunakan dalam hal ini karena tak ada penjelasan langsung dari Nabi Muhammad SAW terkait klasifikasi ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah. Kajian inilah suatu pengembangan studi Al-Qur’an pada dewasa ini.

Pertama, Abu Ja’far An-Nahhas dalam kitabnya meriwayatkan dari Yamut bin Al-Muzarri’, dari Abu Hatim Sahl bin Muhammad As-Sajistani, dari Abu Ubdaidah Ma’mar bin Al-Mutsanna, dari Yunus bin Hubaib, dari Abu Amr bin Al-‘Alaa’, dari Mujahid dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas menyebutkan ringkasan Makkiyah dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:   

(1) Surat Al-An’Am turun di Makkah, semua ayat kecuali 3 (tiga) ayat; (2) Surat Al-A’raf; (3) Surat Yunus; (4) Surat Hud; (5) Surat Yusuf; (6) Surat Ar-Ra’du; (7) Surat Ibrahim; (8) Surat Al-Hijr; (9) An-Nahl; (10) Surat Bani Israil; (11) Surat Al-Kahfi; (12) Surat Maryam; 

(13) Surat Thaha; (14) Surat Al-Anbiya’; (15) Surat Al-Hajj (kecuali tiga ayat terakhirnya); (16) Surat Alm-Mu’min; (17) Surat Al-Furqon; (18) Surat As-Syu’araa’ (kecuali 5 (lima) ayat terakhirnya); (19) Surat An-Naml; (20) Surat Al-Qashash; (21) Surat Al-Ankabut; 

Baca Juga: Hebatnya Surah At-Taubah, KH Ahmad Zahro: Perisai Paling Hebat dari Semua Perisai

(22) Surat Ar-Ruum; (23) Surat Luqman (kecuali 3 (tiga) ayat di dalamnya, yakni ayat ke-27 sampai dengan ayat ke-29); (24) Surat As-Sajadah (kecuali 3 (tiga) ayat, yakni: ayat ke-18 sampai dengan ayat ke-20); (25) Surat Saba’; (26) Surat Fathir; (27) Surat Yaasiin; 

(28) Surat As-Shaffaat; (29) Surat Shaad; (30) Surat Az-Zumar (kecuali 3 (tiga) ayat; yakni ayat ke-53 sampai dengan ke-55); (31) Surat Ghaafir; (32) Surat Fusshilat; (33) Surat As-Syuraa; (34) Surat Az-Zukhruf; (35) Surat Ad-Dukhan; (36) Surat Al-Jaathiyah; (37) Surat Al-Ahqaf; 

(38) Surat Qaaf; (39) Surat Ad-Dzaariyaat; (40) Surat At-Thuur; (41) Surat An-Najm; (42) Surat Al-Qamar; (43) Surat Ar-Rahman; (44) Surat Al-Waqi’ah; (45) Surat Shaaf; (46) Surat At-Taghabun (kecuali beberapa ayat di akhirnya); (47) Surat Al-Mulk; (48) Al-Qalam; 

Baca Juga: Apa Itu Qalaid? Bentuk ‘Kalung’ Hewan dalam Surah Al-Maidah Ayat 97

(49) Surat Al-Haaqqah; (50) Surat Al-Ma’aarij; (51) Surat Nuh; (52) Surat Jin; (53) Surat Al-Muzammil (kecuali satu ayat, yakni: ayat ke-20); (54) Surat Al-Mudatsir; (55) Surat Al-Qiyaamah; (56) Surat Al-Insan; (57) Surat Al-Mursalat; (58) Surat An-Naba’; 

(59) Surat An-Naazi’aat; (60) Surat ‘Abasa; (61) Surat At-Takwir; (62) Surat Al-Infithar; (63) Surat Al-Muthaffifin; (64) Surat Al-Insyiqaq; (65) Surat Al-Buruj; (66) Surat At-Thariq; (67) Surat Al-A’la; (68) Surat Al-Ghatsiyah; (69) Surat Al-Fajr; (70) Surat Al-Balad; 

(71) Surat As-Syams; (72) Surat Al-Lail; (73) Surat Ad-Dhuha; (74) Alam Nasyrah; (75) Surat At-Tin; (76) Surat Surat Al-‘Alaq; (77) Surat Al-Qadr; (78) Surat Al-Bayyinah; (79) Surat Al-‘Aadiyaat; (80) Surat Al-Qaari’ah; (81) Surat At-Takatsur; (82) Surat Al-‘Ashr; 

(83) Surat Al-Humazah; (84) Surat Al-Fiil; (85) Surat Al-Quraisy; (86) Surat Al-Maa’uun; (87) Surat Al-Kautsar; (88) Surat Al-Kaafiruun; (89) Surat Al-Lahab.

Adapun, manfaat mengetahui ayat dan surat Makkiyah ialah sebagai berikut:

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Qadr Menurut Ustadz Muhammad Nurul Dzikri

  • Membantu upaya penafsiran Al-Qur’an; 
  • Memudahkah kajian nasikh dan mansukh (kajian tentang ayat yang merevisi dan direvisi);
  • Memudahkan memahami pengkhususan (takhsish) dalam hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an.