Ustaz Adi pun mencoba menjelaskan betap ruginya kita bia tetap melakukan perbuatan buruk saat tengah berpuasa. Tak hanya rugi sedikit, kita bisa sangat merugi dengan seluruh perbuatan buruk kita.
“Misal, Insya Allah kita puasa dapat pahala seratus persen, tapi ada orang yang saat bersamaan mencela saat puasa, cela dosanya lima puluh persen, berselisih lima puluh persen, dusta seratus persen, tambah gosip misalnya seratus lagi,” ucap Ustaz Adi.
Maka secara perhitungan, Ustaz Adi mengatakan bahwa pahala kita bukan hanya tersisa nol, tetapi yang kita dapatkan hanyalah dosanya saja.
“Dapatnya (pahala secara keseluruhan, red) seratus, kurangi lima puluh, kurangi lima puluh, habis. Kurangi seratus, minus seratus, kurang seratus, (jadinya, red) minus dua ratus,” kata Ustaz Adi.
Dari perhitungan ini terlihat bahwa dosa kita bisa menjadi lebih banyak dari jumlah pahala yang kita peroleh. Bahkan, kita hanya sekadar mendapat lapar dan haus saja ketika berpuasa.
“Ini yang dimaksud Nabi katakana, tidak sedikit orang puasa tidak mendapatkan apa pun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja. Hadits qudsi yang lain, Allah tidak membutuhkan puasa seseorang yang memperbanyak dosa dalam puasanya.”