Menu


Puasa 31 Hari Akan Melanggar Sunnah Nabi Muhammad

Puasa 31 Hari Akan Melanggar Sunnah Nabi Muhammad

Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar

Konten Jatim, Jakarta -

Ustaz Khalid Basalamah memberikan penjelasan mengenai waktu Idul Fitri yang kerap berbeda-beda di Indonesia karena pemerintah dan Muhammadiyah atau organisasi Islam lainnya tak jarang menentukan tanggal yang berbeda.

Jika melihat pada perbedaan ini, Ustaz Khalid mengatakan tak ada yang salah. Namun, alangkah lebih baik menurutnya lebih taat pada peraturan pemerintah.

Pemerintah sendiri tak sembarangan dalam menentukan waktu berpuasa atau waktu penetapan Idul Fitri karena di dalam Kementerian Agama pun ada orang-orang yang berasal dari berbagai macam organisasi masyarakat (Ormas) Islam.

Baca Juga: Buya Yahya: Bacaan Al-Qur’an Nabi Adalah Bacaan Paling Tartil

Namun, yang menjadi masalah pada poin ini adalah jika berpuasa lewat dari 29 atau 30 hari karena tak akan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.

“Kalau hanya pas waktu 29 atau 30 hari, maka belum langgar sunnah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam,” kata Ustaz Adi.

Ustaz Khalid sendiri mengajak kita untuk mengikuti jadwal yang pemerintah tentukan karena menurutnya pemerintah tak mungkin asal dalam menentukan Hari Raya.

“Ikuti pemerintah dan jangan sampai berselisih selama itu masih  dalam koridor atau ada dalil yang menjelaskannya,” ucap Ustaz Adi.

Sebagai catatan, kita bisa terus mengikuti jadwal yang pemerintah tetapkan selama puasa berjalan selama 29 atau 30 hari berdasarkan kalender pemerintah.

Baca Juga: Bagaimana Puasa dan Shalat Dalam Perjalanan Mudik? Ini Penjelasan Buya Yahya

Jika kemudian kita berpuasa hingga 31 hari, hal inilah yang tidak boleh diikuti karena maksimal kita berpuasa hanya boleh selama 30 hari.

Aturan ini sendiri berasal dari hitungan hijriah yang hanya menetapkan puasa selama 29 atau 30 hari. Maka dari itu, jika pemerintah menetapkan puasa kembali di tanggal 31, kita tak boleh mengikutinya.